Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Transportasi Transjakarta (Transjakarta) sedang mengurus pembenahan atau renovasi depo bus Transjakarta yang ditargetkan akan selesai pada akhir bulan Oktober.
Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan untuk melakukan perbaikan depo PT Transjakarta bekerjasama dengan konsultan yang digunakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Dinas Perhubungan DKI, yaitu Indonesia Infrastructure Initiative (INDI) dan Institute for Transportation & Development Policy (ITDP).
"Kita mau design ulang dan membangun ulang depo, kondisi depo kita saat ini tidak layak," kata Kosasih di Balai Kota, Rabu (16/7/2014).
Dalam merenovasi depo bus Transjakarta, Kosasih mengatakan ada tiga hal yang paling utama dilakukan. Pertama yaitu pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas atau refuelling.
"Untuk refuelling BBG, bagaimana caranya sekali masuk, ada banyak bus yang bisa isi BBG dan cepat prosesnya," ucap Kosasih di Balai Kota, Rabu (16/7/2014).
Kemudian, pengadaan dispenser atau alat pengisian BBG ke bus dalam jumlah yang banyak dan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat.
Agar dapat mengisi bahan bakar bus dengan cepat, maka tekanan dispenser harus tinggi.
"Pengisian BBG cuma bisa dilakukan malam hari kan? Kalau tekanan dispensernya rendah satu bus bisa setengah jam sendiri ngisinya. Padahal satu pool bisa ada 200 bus, makanya kita mau bikin banyak," katanya.
Kosasih menyebutkan, pagi hari tadi pihaknya bertemu dengan Perusahaan Gas Negara (PGN). PGN mengatakan kepada Kosasih sudah ada mitra yang tertarik untuk membangun stasiun BBG di depo, salah satu mitra itu adalah PT Jakarta Properti (Jakpro).
Selain itu, tempat pencucian otomatis dan service centre armada Transjakarta juga akan dibangun dalam depo. Kosasih menilai tempat cuci mobil otomatis perlu dibangun supaya sekali bus masuk ke depo, maka bus tersebut dapat diisi BBG, dicuci, dan kemudian dicek fisik setiap hari.
"Jadi, alurnya begitu bus masuk depo, sopir menyerahkan kunci ke petugas maintenance untuk diisi BBG, dicuci, dicek ada yang rusak atau tidak, dan kemudian diparkir. Sopir kan pasti capek seharian nyetir, padahal untuk markir kan butuh ketelitian presisi.
Nanti kita kenain service fee deh, kan semua perlu dirawat," ujarnya.
Untuk merenovasi satu depo, Kosasih menuturkan akan menelan biaya sekitar puluhan miliar karena luas satu depo mencapai 7 hektar.
Nantinya, pembenahan depo dilakukan secarabertahap dan yang pertama dibenahi adalah depo Cawang, di mana depo tersebut merupakan kantor PT Transjakarta.
"Sebagian dibuat di Cawang dulu, di sana kita enggak bisa rombak semua langsung, nanti busnya mau ditaruh di mana kalau langsung dirombak semua?" Tandas Kosasih.
Untuk diketahui, saat ini terdapat 7 unit depo transjakarta di mana hanya 6 unit depo yang beroperasi.
Ketujuh depo tersebut adalah depo Cawang, Kramat Jati, Pinang Ranti, Cakung, Kampung Rambutan, Perintis Kemerdekaan, dan Pesing.
Biaya renovasi depo transjakarta ini diberikan oleh pemrov DKI melalui Penyertaan Modal Pemerintah tahun ini senilai Rp350 miliar.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan suntikan modal diberikan kepada PT Transjakarta untuk memaksimalkan penggunaan armada transjakarta sehingga dapat mengefektifkan lalu lintas dan meningkatkan mobilitas penduduk Ibu Kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
