Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendalikan Inflasi, Pemkot Bekasi Harus Waspadai BBM dan Listrik

Pembatasan subsidi bahan bakar minyak solar dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dinilai menjadi faktor utama yang mesti diperhatikan Pemerintah Kota Bekasi bagi upaya pengendalian laju inflasi pada semester II 2014.
Bisnis.com, BEKASI - Pembatasan subsidi bahan bakar minyak solar dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dinilai menjadi faktor utama yang mesti diperhatikan Pemerintah Kota Bekasi bagi upaya pengendalian laju inflasi pada semester II 2014.
 
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Bekasi Slamet Waluyo mengatakan kenaikan TDL per 1 Juli 2014 telah memberikan dampak yang cukup signifikan bagi inflasi Kota Bekasi pada Juli 2014.
 
Komoditas listrik , jelasnya, masih akan berpotensi menimbulkan inflasi pada bulan-bulan selanjutnya bersama dengan komoditas bahan bakar pasca penghentian subsidi BBM Solar per 1 Agustus 2014.
 
"Kepada TPID [tim pengendali inflasi daerah] kami sudah sampaikan fenomena yang berpotensi seperti itu," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (6/8/2014).
 
Dia menjelaskan potensi inflasi bagi subkelompok listrik terutama akan didorong penaikan TDL bagi pengguna pasca bayar. Sementara itu, lanjut Slamet, penghentian subsidi solar akan secara signifikan memengaruhi kenaikan biaya operasional bagi berbagai sektor lain, seperti transportasi, logistik, dan industri.
 
"Itu ke depan berpengaruh dan akan jadi masalah. Ditambah lagi, setiap tahunnya urbanisasi juga mesti disikapi, sebab bisa jadi potensi masalah," ungkapnya.
 
Berdasarkan data BPS, pada bulan lalu di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 1,05%  dengan Indeks Harga  Konsumen (IHK) sebesar 111,83. Inflasi Tersebut dipicu kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks di semua kelompok pengeluaran.
 
Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan 0,83%, tertinggi kedua setelah kelompok bahan makanan 2,71%. Sementara kenaikan terendah terjadi pada kelompok kesehatan 0,04%.
 
Slamet menjelaskan  laju inflasi di Kota Bekasi pada bulan lalu berada di atas rata-rata nasional dan Provinsi Jawa Barat, yakni 0,93% dan 0,86%. Kota Bekasi, ujarnya, bahkan mengalami inflasi tertinggi dibandingkan 7 kota lain di Jawa Barat.
 
Menurutnya, dari 152 komoditas tercatat di Kota Beksi, 129 komoditas mengalami inflasi. Dia menuturkan kenaikan tertinggi kelompok bahan makanan pada Juli 2014 tergolong wajar sebab bertepatan dengan bulan Ramadhan. Kendati pasokan memadai, lanjutnya, permintaan yang ada cukup tinggi untuk mengerek IHK.
 
"Juga sangat dipengaruhi kenaikaan TDL baik bagi pengguna pra bayar dan pasca bayar," sebut Slamet.
 
Kenaikan tersebut, lanjut Slamet, menjadi siklus tahunan dengan adanya bulan Ramadhan. Namun, diaa menyatakan dibandingkan kota-kota lain di Jawa Barat peningkatan laju inflasi Juli 2014 terhadap Juli 2013 (year-on-year) masih cukup rendah, yakni 3,30%.
 
"Secara yoy masih cukup rendah, misalnya dibandingkan dengan Depok 4,33% dan Tasikmalaya 4%. Jadi, situasi relatif terkendali," katanya.
 
Adapun, pada Juli 2014 7 kota di Jawa Barat mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bekasi, sementara inflasi terendah terjadi di Kota Sukabumi 0,48% dengan IHK 110,11.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper