Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKI Siap Kawal Integrasi SPBU dan SPBG

Pemerintah Provinsi DKI menyatakan kesiapannya untuk mengawal pengintegrasian stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).
SPBU/Bisnis.com
SPBU/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Provinsi DKI menyatakan kesiapannya untuk mengawal pengintegrasian stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).

Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Haris Pindratno mengatakan pihaknya akan membantu mengurus dari sisi administrasi guna merealisasikan penggabungan SPBU dan SPBG di Ibu Kota.

Hal ini berkenaan dengan rencana pelarangan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar dan premium pada 2015.

"Kami kawal dan bantu 100% untuk perizinannya," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (14/9/2014).

Dia menilai tak ada lagi yang menghambat untuk mewujudkan rencana disatukannya SPBU dan SPBG. Pihaknya akan dengan mudah menerbitkan surat izin.

Apalagi, dia menganggap peruntukan lahan pun tak bermasalah karena cukup menempati SPBU yang telah ada.

"Enggak ada masalah. Peruntukkan lahan pun sudah ada," tuturnya.

Dia berharap dari 392 SPBU yang berdiri, paling tidak 50 unit di antaranya dapat segera digabungkan dengan SPBG.

Ke-50 titik ini tersebar di lima wilayah administrasi yaitu Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Dengan begitu, kendaraan umum dan kendaraan dinas bisa beralih ke bahan bakar gas (BBG)."Target minimal ada 50 titik di lima wilayah administrasi yang digabung SPBU. Jadi semua kendaraan pelat kuning dan pelat merah milik Pemda dan pusat pakai gas semua," jelasnya.

Sementara, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan walaupun pihak PT Pertamina (Persero) belum menyetujui terkait dengan rencana ini, dia optimistis dapat terealisasi.

"Apa yang susah kalo presidennya Pak Jokowi?" ucapnya singkat.

Menurut Mantan Bupati Belitung Timur itu, SPBU memang akan lebih baik jika berada di atas lahan yang dilewati pipa gas. Sehingga, bisa langsung tersambung dengan SPBG.

"Nah itu yang mau diubah. Jadi SPBU itu harusnya begitu pipa gas lewat langsung disambung SPBG," ucapnya.

Dia menganggap tanpa BBM bersubsidi, masyarakat akan mencari bahan bakar alternatif yang lebih terjangkau harganya. Oleh karena itu, dia menilai pemilik SPBU akan tertarik menggabungkan SPBU dengan SPBG.

"Kalau begitu, semua pengusaha juga ikut," kata Basuki.

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk. akan mengintegrasikan SPBG ke SPBU di 60 titik yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dengan investasi Rp200 miliar untuk pembangunan infrastrukturnya.

Namun, integrasi tersebut memerlukan koordinasi antara PGN dan PT Pertamina (Persero) yang memiliki SPBU eksisting.

Saat ini, terdapat 7 SPBG yang beroperasi. Dua unit di antaranya, terletak di daerah Daan Mogot, Jakarta Barat.

Sisanya tersebar di Jalan Pemuda, Pasar Minggu, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Pinang Ranti, dan Jalan Raya Bogor.

Penambahan pun akan dilakukan melalui badan usaha milik daerah (BUMD) DKI PT Jakarta Propertindo.

Targetnya, akan ada 19 unit SPBG maupun mobile refeuling unit (MRU) mulai beroperasi di akhir 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper