Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov DKI Optimistis Jakarta Tak Kekurangan Air Baku pada 2025

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan kebutuhan air baku sebanyak 40.000 liter per detik dapat terpenuhi pada 2025.
 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan kebutuhan air baku sebanyak 40.000 liter per detik dapat terpenuhi pada 2025. /
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan kebutuhan air baku sebanyak 40.000 liter per detik dapat terpenuhi pada 2025. /

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan kebutuhan air baku sebanyak 40.000 liter per detik dapat terpenuhi pada 2025.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Andi Baso Mappapoleonro mengatakan saat ini pemerintah daerah terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan air baku di Ibu Kota.

Pasalnya, jumlah penduduk DKI saat ini mencapai 12,6 juta jiwa membutuhkan air baku sebanyak 27.600 liter per detik.

Kendati demikian, air yang tersedia saat ini  hanya sekitar 18.000 liter per detik sehingga Ibu Kota mengalami kekurangan atau defisit air baku 9.600 liter per detik.

"Tahun 2025, masyarakat Jakarta akan butuh 40.000 liter per detik. Kami berusaha untuk bisa memenuhi kekurangan air baku atau air bersih ini," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (20/11).

Pemprov akan melakukan beberapa cara untuk dapat memenuhi kebutuhan air baku, seperti pemanfaatan air 13 sungai dan 43 waduk atau situ.

Selain itu, penambahan air dengan menampung air hujan serta melakukan proses desalinasi air asin yang berasal dari laut.

Andi menambahkan pemenuhan kebutuhan air baku akan terpenuhi dengan adanya pasokan air dari waduk di luar Jakarta.

Waduk tersebut antara lain, sistem penyediaan air minum (SPAM) Jatiluhur tahap 1 yang akan memasok 4.000 liter per detik, 7.500 liter per detik berasal dari Waduk Karian Banten, dan Waduk Ciawi sebanyak 5.220 liter per detik.

"Nanti akan ada suplai air dari waduk Jatiluhur dan waduk lain yang akan dibangun seperti Karian Banten dan Ciawi. Kami akan optimalkan suplai dari waduk dan situ di Jakarta," tutur Andi.

Direktur Eksekutif Indonesia Water Institute Firdaus Ali meminta kepada Pemprov DKI dan Perusahaan Daerah (PD) PAM Jaya untuk dapat memaksimalkan sumber air baku yang telah ada.

Pasalnya, sekitar 97,6% sumber air baku ibu­kota berasal dari luar Jakarta, sedangkan 2,4% berasal dari Kali Krukut dan Taman Kota.

Sumber air baku yang diambil dari luar kota Jakarta, yakni 81,6% dari Waduk Ja­tiluhur di Purwakarta dan 16% dari Sungai Cisadane di Ta­ngerang.

"PAM harus lebih kreatif untuk memaksimalkan air baku yang telah ada," ucapnya.

Menurutnya, Pemprov DKI bersama dengan kedua operator swasta PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta harus segera menurunkan tingkat kebocoran air atau non revenue water (NRW) di Jakarta yang  mencapai 42% dari total kapasitas air baku 18.000 liter per detik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper