Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARI KESETIAKAWANAN SOSIAL NASIONAL: Ahok Tak Ingin Jakarta Modern Tapi Tak Manusiawi

Basuki Tjhaja Purnama (Ahok), Gubernur DKI Jakarta, mengeluhkan realitas ketimpangan sosial yang terjadi di Jakarta.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) menuju pesawat kepresidenan sebelum bertolak ke Korsel di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (10/12). Jokowi beserta rombongan ke Korsel untuk menghadiri ASEAN-Republik of Korea Summit./Antara
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) menuju pesawat kepresidenan sebelum bertolak ke Korsel di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (10/12). Jokowi beserta rombongan ke Korsel untuk menghadiri ASEAN-Republik of Korea Summit./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Basuki Tjhaja Purnama (Ahok), Gubernur DKI Jakarta, mengeluhkan realitas ketimpangan sosial yang terjadi di Jakarta.

Menurutnya, bertahannya masalah sosial Jakarta disebabkan oleh pembiaran dan kurangnya solidaritas sosial.

Keluhan Ahok itu disampaikan saat meresmikan pembukaan acara perayaan peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional tingkat provinsi di Monumen Nasional, Jakarta.
Ahok mencontohkan seorang PSK yang meninggal karena menceburkan diri ke kali Sunter ketika dikejar aparat keamanan.

“Kita tidak ingin Jakarta ini jadi modern tetapi tidak manusiawi,” katanya, Sabtu (13/12/2014).

Ahok berharap, momen peringatan hari Kesetiakawanan Sosial juga menjadi ajakan bagi masyarakat Jakarta untuk tidak melakukan pembiaran sosial. Ahok mencontohkan dengan seorang bapak yang enggan pindah ke rumah susun dari tempat tinggalnya di pinggiran sungai karena sudah nyaman di sana selama 50 tahun.

“Itu namanya pembiaran. Kesetiakawanana Sosial itu saya kira salah satunya adalah jangan melakukan pembiaran. Ini yang mau kita dorong,” katanya.

Ahok menegaskan bahwa tugas aparat adalah mengadimistrasi keadilan sosial. Realitas sosial yang tidak manusiawi mesti ditertibkan.

“Jangan dibiarkan atas nama orang miskin. Nanti yang rugi mereka juga [orang miskin],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper