Bisnis.com, JAKARTA -—Pada masa Majapahit, tabungan dari tanah liat sangat populer di masyarakat. Menurut catatan di Museum Nasional, bentuk yang paling diminati ialah celeng (babi liar). Adanya temuan pada masa klasik tersebut membuktikan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Kuno, sudah mengenal tradisi menabung.
Beragam bentuk terakota tersebut merupakan sebagaian koleksi dari sekitar 141.000 benda-benda bernilai sejarah lainnya di Museum Nasional, Jakarta Pusat. Setiap benda berada dalam satu ruangan atau lahan dengan tema yang sama. Misalnya, di Taman Arca terdapat sejumlah arca dalam berbagai ukuran; Ruang Keramik Asing yang menyimpan sejumlah porselen dari berbagai negara di Asia; dan Ruang Etnografi tempat menampilkan beragam budaya khas setiap daerah di Indonesia.
Dengan hanya merogoh kocek Rp5.000 untuk dewasa, dan anak-anak Rp2.000, pengunjung dapat menikmati wisata sejarah di bangunan berlantai empat ini. Namun, apabila Anda datang secara rombongan berjumlah minimum 20 orang, harga tiket menjadi Rp3.000 untuk dewasa, dan anak-anak Rp1.000.
Tempat penyimpanan benda-benda bersejarah yang juga dikenal sebagai “Museum Gajah” ini buka setiap hari, kecuali Senin. Pada Selasa – Jumat museum beroperasi pukul 08.30 – 16.00 WIB, sedangkan Sabtu dan Minggu pukul 08.30 – 17.00 WIB.
Saran dari penulis, Anda sebaiknya membawa tas kecil sebagai tempat menyimpan kamera, dompet, ataupun telepon genggam. Pihak keamanan memang melarang pengunjung membawa tas ke dalam museum. Selain itu, apabila membutuhkan pemandu, Anda dapat memintanya di bagian informasi.
Setelah puas berwisata sejarah, jangan lupa untuk mencoba keseruan mengendarai bus tingkat City Tour Jakarta. Armada berjulukan “Mpok Siti” ini memulai perjalanan tepat di Halte Museum Nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
