Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Stimulus Fiskal Daerah, Ahok: DKI Enggak Usah, Udah Banyak Duit

Pemerintah memiliki dana stimulus fiskal daerah mencapai Rp5 triliun yang akan dibagikan untuk pembangunan infrastruktur daerah. Setiap daerah akan mendapat rata-rata Rp80-100 miliar.
Pemerintah memiliki dana stimulus fiskal daerah mencapai Rp5 triliun yang akan dibagikan untuk pembangunan infrastruktur daerah. Setiap daerah akan mendapat rata-rata Rp80 miliar-Rp100 miliar./Ilustrasi Perbaikan jalan-Beritajakarta.com
Pemerintah memiliki dana stimulus fiskal daerah mencapai Rp5 triliun yang akan dibagikan untuk pembangunan infrastruktur daerah. Setiap daerah akan mendapat rata-rata Rp80 miliar-Rp100 miliar./Ilustrasi Perbaikan jalan-Beritajakarta.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memiliki dana stimulus fiskal daerah mencapai Rp5 triliun yang akan dibagikan untuk pembangunan infrastruktur daerah. Setiap daerah akan mendapat rata-rata Rp80 miliar-Rp100 miliar.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan dana itu berasal dari penurunan harga minyak mentah. Ketika ditanya berapa bagian untuk DKI, Ahok langsung mengatakan tidak perlu karena Jakarta sudah banyak duit.

Dia menyarankan pemerintah mengalokasikan dana stimulus fiskal DKI untuk pembangunan wilayah Indonesia Timur. 
   
"DKI mah enggak usah. Saya juga sudah bilang sama Menteri PU-Pera, saya sudah mgomong, daripada duitnya habis di DKI untuk bangun tambal sulam Rp100 miliar-200 miliar, kalau itu dipakai di Pulau Seram atau di mana kan itu sudah jadi hotmix yang mulus banget. Itu akan menaikkan ekonomi. Jakarta mah biar kita," katanya di Istana Bogor, Jumat (13/2/2015).

Ahok menolak stimulus fiskal tersebut karena wilayah Jakarta menjadi tanggung jawab gubernur misalnya jalan rusak otomatis gubernur yang akan menerima aduan dari warga masyarakat, bukan presiden.  "Ada jalan jelek, orang kan maki-maki ke gubernur," tuturnya.

Pada tahun ini, Pemprov DKI Jakarta membahas Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah mencapai Rp73 triliun. Angka ini meningkat Rp1 triliun dibandingkan anggaran tahun lalu. Tetapi penyerapan sampai akhir 2014 sangat rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper