Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AHOK VS DPRD DKI: Ahok Minta Orang Dinas Pendidikan "Buka Mulut" soal UPS

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan memeriksa dan meminta penjelasan Dinas Pendidikan terkait dengan anggaran pengadaan uninterruptible power supply (UPS) untuk sekolah senilai Rp 6 miliar.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budhiman/Beritajakarta.com
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budhiman/Beritajakarta.com

Bisnis.com, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan memeriksa dan meminta penjelasan Dinas Pendidikan terkait dengan anggaran pengadaan uninterruptible power supply (UPS) untuk sekolah senilai Rp 6 miliar.

"Nanti orang dinasnya harus memberi pengakuan kepada kami, kenapa anggaran ini bisa masuk?" ujar Ahok di Balai Kota, Jumat (27/2/2015).

Ahok menengarai beberapa pejabat di Dinas Pendidikan tahu bahwa anggota DPRD  menitipkan anggaran ke dalam anggaran pendidikan dalam APBD tahun ini.

"Makanya yang tahu harus buka mulut soal anggaran titipan ini, kalau enggak ya bisa dipenjara," ujarnya.

Anggaran pembelian UPS yang masuk dalam APBD 2015 merupakan salah satu sumber sengketa antara Pemerintah DKI Jakarta dan DPRD. Pemerintah menemukan adanya anggaran siluman sebesar Rp12,1 triliun. Ahok menduga anggaran itu dikerok dari anggaran program dan kegiatan yang sudah dirancang pemerintah, dan dialihkan ke program lain bentukan Dewan.

"Anggaran untuk pembelian UPS itu besar sekali, padahal buat apa? UPS bukan kebutuhan mendesak buat sekolah," ujar Ahok. Tak hanya menuding pihak dinas mengetahui anggaran sisipan itu, Ahok juga curiga ada kepala sekolah yang terlibat. "Kalau ternyata pembelian UPS ini diusulkan sekolah, bisa kami pecat."

Kamis (26/2/2015), anggota DPRD menyepakati penggunaan hak angket terhadap Ahok. Legislator Jakarta menilai Ahok telah melanggar konstitusi karena menyerahkan APBD yang bukan berasal dari kesepakatan antara anggota Dewan dan Pemerintah Provinsi DKI. Konflik ini kemudian berlanjut dengan penggunaan hak angket terhadap Ahok.

Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Ahok tak gentar menghadapi rencana penggunaan hak angket yang digulirkan DPRD. Sebab, Ahok bertujuan memperbaiki pola perencanaan anggaran yang selama ini dinilai tak transparan.

ICW menilai manuver Ahok membeberkan anggaran siluman dalam beberapa sektor pendanaan yang disusupi DPRD sebagai aksi nyata perbaikan praktik politik anggaran.

"Biar publik yang menilai anggaran versi siapa yang menyimpan celah korupsi," kata Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW Firdaus Ilyas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper