Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SEKDA: APBD DKI 2015 Momentum Susun Anggaran Realistis

Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Saefullah menyatakan bahwa penyusunan APBD DKI 2015 dengan landasan peraturan gubernur (pergub) ini menjadi momentum untuk menyusun anggaran yang realistis sesuai dengan potensi yang ada.
Sekda DKI Jakarta Saefullah membawa dokumen Pergub APBD DKI ke Kementerian Dalam Negeri/beritajakarta.com
Sekda DKI Jakarta Saefullah membawa dokumen Pergub APBD DKI ke Kementerian Dalam Negeri/beritajakarta.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Saefullah menyatakan bahwa penyusunan APBD DKI 2015 dengan landasan peraturan gubernur (pergub) ini menjadi momentum untuk menyusun anggaran yang realistis sesuai dengan potensi yang ada.

Menurutnya anggaran realistis yang dimaksudkan adalah sesuai dengan potensi yang ada, mulai dari pendapatan, dana perimbangan, serta kemungkinan hibah dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dihitung secara benar.

"Momentum ini kita gunakan untuk membuat APBD ini betul-betul realistis sesuai dengan potensi yang ada, mulai dari pendapatan, dana perimbangan, dan mungkin hibah APBN, dihitung benar," tuturnya, Jumat (27/3/2015).

Menurut Saefullah, dengan penyusunan anggaran yang realistis tersebut diharapkan programnya betul-betul yang memang prioritas dan ditunggu oleh masyarakat. "Jadi nanti kita tidak ingin ada tambahan-tambahan di tengah jalan atau justru ekspektasi yang terlalu tinggi," tuturnya.

Pihaknya memaparkan dasar penyusunan anggaran yang realistis tersebut bisa melihat berdasarkan rumusan yang sudah ada, seperti misalnya kalau pendapatan tahun ini diprediksi bakal naik di tahun depan, maka apa faktor pengungkit juga harus jelasnya.

Misalnya, lanjutnya bisa saja dari faktor tata kelola pajak ke depan yang sudah lebih baik (online), atau ada kenaikan PBB di beberapa persil, atau prediksi pertumbuhan ekonomi, atau karena ada transaksi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

"Kan semua bisa dihitung. Jadi tidak mengawang-awang seperti pada 2014. Di mana ada defisit luar biasa waktu itu kan, Rp 12 triliun. Iya, defisit alias duitnya kopong. Kan tidak bagus. Sesuatu yang nggak ada, kita ada-adakan. Ini akan kita jadikan momentum bagus buat meletakkan perencanaan yang realistis," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper