Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penghambat Proyek MRT Mulai Diselesaikan

Pemprov DKI Jakarta menjanjikan sejumlah persoalan klasik yang menghambat pengerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, seperti pembebasan lahan berangsur-angsur mulai terselesaikan.
Pekerja melakukan aktivitas pembangunan terowongan bawah tanah Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, Rabu (17/6/2015)./JIBI-Dedi Gunawan
Pekerja melakukan aktivitas pembangunan terowongan bawah tanah Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, Rabu (17/6/2015)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menjanjikan sejumlah persoalan klasik yang menghambat pengerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, seperti pembebasan lahan berangsur-angsur mulai terselesaikan.

Beberapa persoalan klasik tersebut antara lain seperti pembebasan lahan di kawasan Lebakbulus dan Fatmawati serta pembongkaran Stadion Lebakbulus, Jakarta Selatan.

Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat optimistis kedua masalah klasik tersebut dapat diselesaikan secepatnya.

"MRT tetap kendalanya klasik ya. Pada pembebasan lahan, tapi sudah berangsur-angsur selesai. Kemudian untuk pembangunan depo Lebakbulus, stadion Lebakbulus belum dibongkar, masih dalam proses pelelangan, untuk menjual barang-barang. Itu juga segera selesai," ujarnya, Jumat (19/6).

Oleh sebab itu, pihaknya meminta keseriusan komitmen pihak Japan International Corporation Agency (JICA) yang akan memberikan pinjaman untuk proyek pembangunan MRT di Jakarta.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama juga mengakui bahwa pihak Jepang sudah mengetahui pembangunan MRT sudah terlambat, lantaran persoalan pembebasan lahan yang molor.

Namun demikian, saat ini semuanya sudah akan diselesaikan dengan jalur hukum alias konsinyasi untuk pembebasan alahan yang alot. Pihaknya pun juga telah meminta PT MRT Jakarta untuk mempercepat pembangunan transportasi berbasis rel ini, sehingga dukungan pendanaan dari JICA yang dijanjikan selama ini agar segera dicairkan anggarannya.

"Dia (Jepang) sudah tahu kita terlambat. Kita percepat kok. Lahan sudah nggak masalah. Memang ngeyel Dinas Bina Marga dan Tim Panitia Pembebasan Tanah di Jakarta Selatan. Makanya kita suruh Pak Oloan (Asisten Pembangunan). Dia yang urus belanja lahan semuanya,” tegas Basuki.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper