Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKI Akui Target Pertumbuhan Ekonomi Berlebihan

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono mengakui analisis DPRD DKI bahwa target pertumbuhan ekonomi harus 6% terlalu over estimate sementara pendapatan baru 22%.n
Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono mengakui analisis DPRD DKI bahwa target pertumbuhan ekonomi harus 6% terlalu over estimate sementara pendapatan baru 22%.
 
Kepada Bisnis.com, Heru mengaku saat ini pencapaian pendapatan aset daerah (PAD) DKI Jakarta semester I 2015 ini memang baru 22%. Hal itulah yang dikhawatirkan oleh DPRD DKI belum bisa mencapai target pertumbuhan 6%.
 
"Ya memang benar, perekonomian saat ini sedang lesu," kata Heru di Balairung Balai Kota, Selasa (30/6/2015).
 
Oleh sebab itu Heru mengaku penargetan 6% bisa berubah tergantung laporan keuangan Pemprov DKI semester I. Heru mengaku laporan keuangan memang belum rampung 100%.
 
Heru mengatakan laporan tersebut belum selesai karena masih menunggu juga dari BPK untuk mengetahui Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) ril berapa.
 
"Kalau dari saya sih cepat karena saya harus menunggu juga Dispenda, lebih baik tunggu 1-2 hari ini, saya sudah susun tinggal isi angkanya saja," ungkap Heru.
 
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana mengaku sangat overestimate berkaitan dengan ekonomi makro DKI.
 
Hal ini karena menargetkan pertumbuhan 6% sementara Pemprov DKI mengalami perlambatan bahkan kelesuan, baik tekanan global maupun kondisi ekonomi nasional.
 
Triwisaksana mengatakan perlu merevisi target itu khususnya terkait dengan target penerimaan pajak, karena sampai bulan Mei 2015 saja.
 
"Contohnya penerimaan pajak baru diterima sekitar 22% dari pendapatan asli daerah (PAD) 2015. Jadi kalau target 6% pertumbuhannya itu masih sangat overestimate harus direvisi," terang Triwisaksana, Senin (29/6/2015).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper