Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ahok Ingin Bangun Jalan Layang Non Tol Di Kawasan Semanggi

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana membangun jalan layang non tol di Bundaran Semanggi, Jakarta Pusat untuk mengurai kemacetan di kawasan tersebut.

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana membangun jalan layang non tol di Bundaran Semanggi, Jakarta Pusat untuk mengurai kemacetan di kawasan tersebut.

Model pembangunan jalan tersebut akan berbentuk melingkar berada di luar kuping Bundaran Semanggi yang berbentuk seperti angka 8 tersebut. Jalan layang non tol baru yang akan dibuat itu rencananya akan dibangun lebih tinggi dari pada jalur di Bundaran Semanggi yang ada sekarang.

Apabila rencana ini terlaksana, maka ke depan, pengendara yang ingin ke arah Bundaran HI dari Polda Metro Jaya, tidak harus memutar lagi di salah satu 'kuping angka 8' tersebut, tetapi tinggal menyusuri jalan melingkar yang dibuat menuju Jl Sudirman.

Selain itu, mereka yang ingin menuju Senayan dari arah Slipi, tidak perlu lagi melewati 'jalur kuping angka 8' yang kerap macet tersebut, tetapi bisa langsung melewati jalan layang non tol terbaru tersebut.

"Semanggi itu kan macet nih, di kupingnya yang angka 8 itu, saya pengen bikin jalan baru di luarnya supaya kita nggak usah mutar di dalam. Langsung saja belok kiri memutari kuping itu," tutur Gubernur Ahok - sapaan akrab Basuki, Rabu (1/7/2015).

Pihaknya menginginkan dengan pembangunan jalan layang tersebut agar dapat segera terealisasi sehingga mampu mengurai kemacetan yang sering terjadi di Kawasan Semanggi itu.

Hari ini, Rabu (17/6/2015) pihaknya mengaku bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menyampaikan hal tersebut agar dapat segera dieksekusi atau tidak.

Saat ini pihaknya tengah meminta rancangan proyek tersebut dimatangkan. Dirinya mengaku telah menawarkan pembangunan proyek itu pada Menteri PU dan Perumahan Rakyat untuk dapat dikerjakan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Pihaknya merasa mampu membiayai proyek yang ditaksir bakal menelan biaya Rp500 miliar tersebut, dari pada Pemerintah Pusat meminjam dana kepada JICA.

"Pak Menteri PU justru kayaknya mau minjam duit ke Jepang ini. Saya bilang hitungan kasar kita ini sekitar Rp500 miliar. Daripada pinjam uang ke JICA, mending kita yang bangun," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler