Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WAGUB DJAROT: SDM dan IT Bank DKI Ketinggalan Zaman

Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta jajaran direksi terbaru di Bank DKI Jakarta untuk segera menyelesaikan permasalahan yang dialami bank daerah kebanggan rakyat Ibu Kota tersebut, terutama sisi pelayanan teknologi informasi dan sumber daya manusianya.
Bank DKI/Bisnis.com
Bank DKI/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta jajaran direksi terbaru di Bank DKI Jakarta untuk segera menyelesaikan permasalahan yang dialami bank daerah kebanggan rakyat Ibu Kota tersebut, terutama sisi pelayanan teknologi informasi dan sumber daya manusianya.

Pasalnya, apabila hal itu tidak segera dilaksanakan, keinginan Pemprov DKI untuk menjadikan Bank DKI sebagai bank yang setara bank-bank nasional di Indonesia, tampaknya masih lama akan terwujud.

Sebab, kredit macet atau non perfoarming loan (NPL) Bank DKI masih sangat tinggi mencapai 4,8% dari yang seharusnya pada kiaran 2%.

Selain itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) dan sistem informasi teknologi (IT) Bank DKI yang ada elama ini dinilai masih tertinggal jauh dengan bank-bank nasional atau bahkan perbankan daerah lainnya.

"Kemarin kan sudah bertemu. Saya sampaikan ada laporan hasil observasi terhadap persoalan-persoalan mendasar di Bank DKI. Dia (Bank DKI) membutuhkan waktu untuk bisa menyampaikan rencana kerjanya,” kata Djarot di Balai Kota DKI, Jakarta, Jumat (3/7).

Katanya, jajaran direksi dan komisaris baru Bank DKI meminta waktu hingga Agustus dan berjanji setelah itu akan memaparkan rencana kerjanya kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

"Agustus, dia akan menyampaikan action plannya. Dan targetnya tutup buku Desember," ujarnya.

Pihaknya berharap dalam penyusunan rencana kerja tersebut, salah satunya memuat langkah yang akan dilakukan Bank DKI untuk menurunkan NPL.

“Kredit macetnya cukup tinggi. Bagaimana nanti bisa menekan tingkat kredit macet dengan peningkatan kualitas SDM dan layanan kepada nasabah,” tuturnya.

Menurutnya, kinerja Bank DKI harus dievaluasi total, karena kuantitas dan kualitas SDM masih tertinggal jauh dengan bank-bank nasional. Kemudian sistem IT juga masih tertinggal dari bank-bank besar di Jakarta.

“Jadi harus dirombak total. Saya sudah sampaikan bahwa nggak usah beli baru. Untuk hal ini kita punya hardware yang cukup lengkap. Hanya tinggal memikirkan software saja,” tuturnya.

Djarot mengharapkan Bank DKI mampu menjadi perusahaan yang berorientasi pada pemberian pinjaman kepada pengusaha Usaha Kecil Menengah (UKM), bukan kepada perusahaan yang besar.

Dirinya juga mengaku sempat heran dengan kenyataan bahwa, ternyata selama ini seperti kasus Bank DKI yang memberikan pinjaman sebesar Rp1 triliun untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Riau.

“Saya ingatkan, Bank DKI itu orientasinya bukan pada corporate. Apalagi kemarin memberikan pinjaman di luar Jakarta, jauh banget. Masa ngasih pinjaman sampai ke Riau dan Jawa Tengah,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper