Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merasa Diperlakukan Tak Adil, Ahok Tantang BPK Blak-blakan

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menantang para pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk transparan dan terbuka kepada publik terhadap laporan harta kekayaanya untuk memberikan jaminan kebersihan dirinya dalam melaksanakan tugas sebagai auditor.
Joko Widodo, Iriana Jokow Widodo, Veronica Tan, dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)/ahok.org
Joko Widodo, Iriana Jokow Widodo, Veronica Tan, dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)/ahok.org

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menantang para pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk transparan dan terbuka kepada publik terhadap laporan harta kekayaanya untuk memberikan jaminan kebersihan dirinya dalam melaksanakan tugas sebagai auditor.

"Saya mau nantang semua pejabat di BPK yang ada. Bila perlu buktikan pajak yang kalian bayar, harta kalian berapa, biaya hidup kalian, anak-anak anda kuliah dimana. Saya mau tahu semua," tutur Ahok, di Balaikota, Selasa (7/7/2015).

Menurutnya, apabila tidak bisa membuktikan hal itu, tidak boleh menjadi anggota BPK, untuk menghindari hal-hal yang didilarang, termasuk konflik kepentingan yang ada di dalamnya ketika melakukan audit.

"Kalau nggak bisa buktikan, nggak boleh jadi angggota BPK semua. Nggak boleh periksa orang, karena kalian bisa ada unsur masalah kalau seperti itu," ujarnya.

Pasalnya, Ahok merasa dizolimi atas hasil penilaian yang dikeluarkan BPK terhadap laporan keuangan Pemprov DKI Jakarta tahun anggaran 2014 yang mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Menurutnya, ada yang tidak beres dengan keluarnya opini WDP tersebut. Katanya, perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga, yang menjadi salah satu sorotan BPK dan dianggap bermasalah itu telah terjadi sejak zaman pemerintahan Fauzi Bowo alias yang akrab disapa Foke.

"Perjanjian dengan pihak ketiga itu sudah ada dari zaman Pak Foke. Makanya, saya minta standar BPK harus jelas juga dalam memeriksa. Kenapa zaman Pak Foke itu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), dengan kasus aset yang sama. (Sementara) sekarang kami sedang perbaiki, jadi WDP," tuturnya.

Namun demikian, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. "Nggak apa-apa, saya mau disclaimer juga nggak apa-apa kok. Saya nggak masalah, yang penting duit pelayanan DKI tidak dicolong. Sekarang standar harus dibuat jelas juga bagi BPK. Orang membuat mark up, padahal proses tendernya benar, itu harusnya ditangkap yang mark up," tuturnya.

Selain itu, Ahok juga merasa diserang dengan modus seperti yang terjadi di Belitung Timur, ketika dirinya menjabat sebagai Bupati pada 2005-2009.

"Sekarang lebih gila lagi kasus yang terulang di Belitung Timur nih. Uang makan saya yang nggak pernah dikutak-katik BPK dipermasalahkan. Gubernur gaji berapa sih? Rp7 juta. Uang makan rumah tangga Rp50 juta-Rp60 juta, sekarang diminta oleh BPK, bisik-bisik diminta uang cabai berapa, sayur berapa. Gila, hina sekali," tuturnya.

Pihaknya merasa diperlakukan tidak adil, lantaran hal itu tidak dilakukan terhadap para pejabat lainnya, misalnya sekelas menteri dan lainnya.

"Saya mau tanya operasional menteri-menteri diperiksa sampai cabai, beras nggak? (Modus) Ini diulang dan sudah pernah diperlakukan sama saya waktu jadi Bupati Belitung Timur 2005-2006. Makannya saya mau tanya, pejabat republik ini yang kaya raya, dari mana bayar pajaknya, pernah nggak BPK periksa semua," tantang Ahok.

Pihaknya membuka hal tersebut lantaran sudah tidak tahan, karena sehari sebelumnya, ketika BPK membacakan opininya di sidang Paripurna DPRD, Ahok tidak diberikan kesempatan memberikan tanggapan.

"Ini saya mau buka, terbuka semua. Kemarin (Senin, 6/7/2015) saya nggak dikasih ngomong, sekarang saya sampaikan ini fakta," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper