Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosok Lawyer Harvardy M. Iqbal, antara Musisi dan Pengacara

Musisi atau pengacara adalah pilihan profesi yang cukup dilematis baginya. Namun kekaguman akan sang ayah membuatnya membulatkan tekad. Pada akhirnya dia menjadikan pegacara sebagai profesi dan musik sebagai hobi.
Harvardy M. Iqbal
Harvardy M. Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA - Musisi atau pengacara adalah pilihan profesi yang cukup dilematis baginya. Namun kekaguman akan sang ayah membuatnya membulatkan tekad. Pada akhirnya dia menjadikan pegacara sebagai profesi dan musik sebagai hobi.

Adalah Harvardy M. Iqbal, seorang pengacara yang berani mendirikan kantor hukum di usia muda. Dia meneruskan jejak almarhum ayahnya yang juga seorang pengacara.

Sejak dia dilahirkan, ayahnya berharap anak pertama dari tiga bersaudara itu bisa bergelut di dunia hukum. Itu sebabnya nama sekolah hukum ternama, Harvard Law School disematkan pada namanya, Harvardy.

Tak disangka, keinginan menjadi pengacara pun datang begitu saja seiring anak lelaki itu beranjak dewasa. Keinginan itu tentu didorong oleh cerita-cerita sang ayah yang saat itu bergelut sebagai pengacara spesialis pasar modal dan perbankan.

Keinginan menjdi pengacara sudah bulat di benak Harvardy sampai dia duduk di bangku SMA. Akan tetapi,keinginan itu goyah ketika dia menemukan kebahagiaan bergelut di dunia musik. Di masa SMA, dia sempat membentuk band dengan 10 orang temannya.

Band itu diberi nama Sirkus karena personilnya yang cukup banyak, seperti rombongan sirkus. Pertemanan dan persaudaraan pun terjalin antara para personil. Harvardy kemudian sempat bercita-cita menjadi musisi.  “Saya sempat dilema ketika harus memutuskan keluar dari band untuk melanjutkan kuliah di Jogja,” kenangnya.

Namun, ingatan akan cerita-cerita sang Ayah, membuatnya mantap meninggalkan Sirkus dan menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia mengambil konsentrasi hukum perdata.

Di masa kuliah, Harvardy ternyata tidak bisa lepasdari dunia musik. Bersama teman-teman kuliahnya, dia kembali membentuk band. Ketika selesai kuliah, perasaan dilematiskembali dialaminya. Untuk kedua kalinya, dia memilih meninggalkan band dan mencari pekerjaan sebagai lawyer di Jakarta.

Di Jakarta, bersama dua orang rekannya bernama Windri Marieta dan Sylvia Mauren, Harvardy kemudian mendirikan firma hukum HMP Advocates. Keputusan mendirikan HMP Advocates ini terbilang nekad. Betapa tidak, ketiganya terbilang masih muda dengan jamterbang  yang menurut sebagian orang masih ‘hijau’.

Namun, ketiganya tak gentar dan tidak menganggap pengalaman yang minim sebagai halangan. “Walaupun law firmkami terdiri dari lawyer muda tetapi kami bisa bersaing dengan beberapa law firm besar senior di Jakarta,” ungkap Harvardy.

Saat ini, HMP Advocates bisa dibilang memiliki spesialisasi di bidang hukum e-commerce. Harvardy menyebutkan sebanyak 70% klien-nya bergerak di bidang e-commerce. Pihaknya juga beberapa kali diundang oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekenomian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Informasi dan Teknologi untuk memberikan masukan dari segi hukum tentang e-commerce di Indonesia.

Dalam menjalani profesi sebagai lawyer, berbagai kasus telah dihadapi. Tetpi, ada satu kasus yang cukup sulit dan dianggap berkesan, yakni saat Harvardy dan tim membela Pemerintah RI melawan salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia. “Menjadi menarik karena kami harus melawan salah satu law firm internasional terbaik di dunia di forum arbitrase internasional, dan kami memenangkan perkara tersebut,” katanya.

Menurutny, lawyer itu profesi mulia kendatipun tidak sedikit masyarakat yang memandang negatif profesi ini. Dia memahami betapa pandangan negatif tersebut bukan tanpa sebab. Harvardy mengakui bahwa banyak oknum lawyer yang mau mati-matian membela koruptor seta menghalalkan segala cara untuk memenangkan perkara. Namun, dia juga meyakini kalau masih banyak lawyer yang memegang teguh integritas dan martabat serta menjalankan profesinya sesuai batasan etik dan hukum.

Sekarang, Harvardy telah memilih menjadi lawyer. Cita-cita menjadi musisi telah dikuburnya dalam-dalam. Meski demikian, dia tidak serta merta meninggalkan dunia musik. Di waktu luangnya, Harvardy tetap menyempatkan bermain musik. Dia kini punya cara baru bermain musik, yaitu dengan memainkan alat DJ. “Kalau ngeband, sekarang sudah susah mencari personilnya, jadi saya mainkan alat musik yang tidak bergantung pada personil lain,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper