Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi DKI Tinggi, Prediksi Bank Indonesia Meleset

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Donny P. Joewono mengatakan tingkat inflasi Juli 2015 tidak sesuai dengan prediksi.Pasalnya, Bank Indonesia memprediksi tingkat inflasi setelah Lebaran hanya mencapai 0,6%.
Cabai merah/Ilustrasi-Bisnis
Cabai merah/Ilustrasi-Bisnis
Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Donny P. Joewono mengatakan tingkat inflasi Juli 2015 tidak sesuai dengan prediksi.Pasalnya, Bank Indonesia memprediksi tingkat inflasi setelah Lebaran hanya mencapai 0,6%.

"Kami memprediksi inflasi bisa ditekan lantaran banyaknya perusahaan dan institusi yang menyelenggarakan mudik gratis. Ternyata, kenaikan harga justru terjadi pada angkutan udara," katanya kepada Bisnis, Senin (3/8/2015).

Selain itu, dia juga mencermati tingkat volatilitas pada bahan makanan, terutama daging ayam dan daging sapi. Dia meminta Pemprov DKI untuk memperhatikan pasokan dan kenaikan harga di tingkat konsumen.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, harga daging sapi di pasar mengalami kenaikan pada 14-21 Juli 2015. Harga daging sapi naik 25% dari kisaran Rp100ribu-Rp125ribu per kilogram.

Karena itu, Donny meminta tim TPID DKI cermat untuk melaksanakan operasi pasar (OP). "OP itu jangan dilakukan dari awal puasa, tetapi baiknya difokuskan kala ada indikasi kenaikan harga," paparnya.

Selain itu, dia juga meminta Pemprov DKI untuk bekerja sama dengan PD Dharmajaya menambah stok daging sapi ketika Puasa dan Lebaran mendatang.

"Saya masih optimis inflasi DKI bisa sesuai target, yaitu 41. Intinya, tim TPID harus bisa bergerak cepat dan cermat di lapangan," kata Donny.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, laju inflasi di Ibu Kota pada Juli 2015 mencapai 0,97%. Angka tersebut lebih tinggi dari rerata inflasi nasional yakni 0,93%.

Sumbangan kelompok pengeluaran di sektor transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mencapai 0,5%. Sementara itu, sumbangan kelompok bahan makanan mencapai 0,3% dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menyumbang 0,09% terhadap inflasi.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper