Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sering Dipukuli Ayah Tirinya, Bocah Ini Minta Perlindungan ke Sudin Sosial

Dipukuli Ayah Tirinya, Bocah Ini Minta Perlindungan ke Sudin Sosial
Ilustrasi-Teriak/www.news.com.au
Ilustrasi-Teriak/www.news.com.au

Bisnis.com, JAKARTA - Tasya (11), seorang siswi kelas lima SDN Klender 24 Pagi, Jakarta Timur, meminta perlindungan ke Kantor Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Kamis (3/9/2015). Ia mengaku bingung setelah diusir orangtuanya karena menolak mengamen. Bahkan, sejak dua pekan lalu, Tasya mengaku terpaksa tidak bersekolah.

Tasya menuturkan, karena menolak pengamen, ia kerap dipukuli ayah tirinya yang berinisial Sbr. Karena tidak tahan dianiaya, ia kemudian pergi ke kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Setibanya di Pasar Tanah Abang, Tasya yang kelaparan lalu meminta uang kepada seorang sopir bajaj. Namun oleh sopir bajaj yang tidak diketahui identitasnya, Tasya diantarkan ke Kantor Wali Kota Jakarta Pusat.

"Setiap hari harus mengamen. Kalau tidak mau, saya dipukul pakai kayu. Tadi siang diusir dan kalau ada orang nanya alamat rumahnya tidak boleh diberitahu," ujar Tasya.

Haris (50), petugas Pamdal Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, terkejut saat didatangi Tasya. Dengan lugunya, bocah yang mengenakan kaos warna pink dan celana jeans pendek ini mengadu telah diusir ayah tirinya. Kepada petugas Pamdal, Tasya juga mengaku sering dipukuli. Karena iba, ia pun langsung mengantarkan Tasya ke Kantor Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat.

"Saya tadi lagi jaga, tahu-tahu didatangi anak itu dan mengaku habis diusir orangtuanya. Karena kasihan jadi saya antar ke kantor Sudin Sosial," ujar Haris.

Sementara, Kepala Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Ishak mengatakan, Tasya akan dibawa ke rumah aman di kawasan Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. Selain lebih aman dan nyaman, Tasya juga akan rehabilitasi mentalnya. Sebab ia melihat ada goncangan jiwa yang dialami Tasya. Apalagi anak tersebut mengaku sering dipukuli kalau tidak mau mengamen.

"Kita selamatkan dulu anaknya di rumah aman. Karena di sana ada psikolog untuk melakukan pendampingan. Keamanan dan kenyamanan juga lebih terjamin," ujar Ishak.

Selain itu, pihaknya juga akan mendatangi rumah orangtuanya dan melakukan konfrontasi soal dugaan penganiayaan anak tersebut. Ia juga menduga Tasya menjadi korban eksploitasi orangtuanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Berita Jakarta
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper