Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ahok Tak Mau Bangun Pemakaman Mewah

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mennyebut, tidak akan membangun makam mewah seperti saran anggota Dewan.
Pemakaman umum./Ilustrasi
Pemakaman umum./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mennyebut, tidak akan membangun makam mewah seperti saran anggota Dewan.

"Kami sudah sepakat dalam perda, makam yang paling mahal hanya Rp100.000 untuk retribusi 3 tahun. Kelas dua Rp60.000 , dan 40.000 untuk kelas tiga. Niat kami mengubah itu, mengapa kami tidak menggratiskan saja?" kata Ahok di Balai Kota, Selasa (6/10/2015).

Upaya ini diakui Ahok untuk mengetahui mana makam yang masih memiliki keluarga dan yang sudah tak memiliki keluarga. Menurutnya, jika tidak ada pembayaran  perawatan makam, lokasi makam itu akan menjadi makam orang lain.

 

" Makanya kami tetap tidak ada niatan membuat makam mewah, kalau itu yang buat swasta saja," ungkap Ahok.

Sebelumnya, Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta mengusulkan lokasi pemakaman eksklusif untuk kalangan atas, semacam San Diego Hills, di Karawang, Jawa Barat.

Banggar mengutarakan hal itu saat rapat dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Selasa (22/9/2015). Banggar juga mengusulkan agar biaya pemakaman digratiskan, Banggar juga mengusulkan untuk membuat lokasi pemakaman ekslusif.

Syahrial, Anggota Banggar DPRD DKI Jakarta, menilai Jakarta perlu membangun kompleks pemakaman mewah untuk mengakomodir warga dari kalangan menengah ke atas.

Menurutnya, selama ini banyak orang-orang kaya yang memilih dimakamkan atau memakamkan keluarganya di luar Jakarta, salah satunya seperti yang ada di San Diego Hills, Karawang, Jabar.

"Kan banyak orang-orang kaya di Jakarta yang ingin agar keluarganya dimakamkan di tempat yang elite. Daripada dia pergi ke Karawang, lebih baik kita bikin aja yang seperti itu di sini," ujarnya saat rapat KUA-PPAS 2016 di Gedung DPRD DKI.

Menurutnya, dengan adanya pemakaman ekslusif bagi kalangan atas yang cukup mahal, dapat berpotensi meningkatkan pendapatan dari retribusi pemakamanannya.

"Jadi kalau DKI punya, PAD-nya masuk ke sini, bukan ke Karawang sana. Selama ini kan yang dapat sana," ujar politisi PDIP tersebut.

Ketua Banggar DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik,  menilai pendapatan yang besar dari pemakaman mewah dapat digunakan untuk menyubsidi pengeluran biaya pemakaman umum gratis.

"Jadi ada subsidi silang. Pendapatan retribusi dari pemakaman orang kaya ini digunakan untuk menggratiskan yang miskin. Jadi pemakaman-pemakaman umum digratiskan saja," tutur politisi Gerindra tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper