Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia: Penurunan Harga BBM Tekan Inflasi DKI Januari 2016

Memasuki tahun 2016, perkembangan harga-harga di DKI dibuka dengan inflasi bulanan yang rendah
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Memasuki tahun 2016 perkembangan harga-harga di Jakarta dibuka dengan inflasi bulanan yang rendah.

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat inflasi Jakarta pada Januari 2016 sebesar 0,24%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Desember 2015 0,72% (month to month/mtm). Inflasi Jakarta awal tahun ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 0,51%.

"Inflasi yang rendah tersebut terutama bersumber dari deflasi pada kelompok komoditas administered prices terkait dengan koreksi harga komoditas energi menyusul penurunan harga BBM yang ditetapkan oleh pemerintah," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Donny P. Joewono, Senin (1/2/2016).

Dia menuturkan perkembangan ini mampu meredam tingginya inflasi pada kelompok volatile food yang terdorong oleh masih adanya peningkatan harga pada kelompok daging dan hasil-hasilnya, telur dan hasil-hasilnya, serta kelompok aneka bumbu.

"Perlambatan laju inflasi Januari 2016 terutama disebabkan menurunnya harga komoditas yang tergabung dalam kelompok administered prices. Harga minyak dunia yang masih bertahan di level yang cukup rendah, mendorong pemerintah melakukan penurunan harga BBM bersubsidi dan LPG 12 kg pada awal Januari 2016," lanjutnya.

Hal ini, kata dia, menyebabkan deflasi pada komoditas bensin, solar dan bahan bakar rumah tangga (BBRT), masing-masing deflasi sebesar 3,77% , 13,64% dan 0,44%.

Perkembangan ini diikuti pula oleh berakhirnya masa libur panjang akhir tahun 2015, yang berdampak pada koreksi harga komoditas angkutan udara sehingga mengalami deflasi sebesar 7,54% (mtm).

Nilai tukar yang cukup stabil, lanjutnya, menjadi faktor pendukungnya. Aktivitas ekonomi dunia usaha mulai menunjukkan peningkatan, meski masih belum terlalu kuat sehingga kebutuhan barang dan jasa juga masih rendah, termasuk kebutuhan untuk impor.

Selain itu, perbaikan daya beli masyarakat juga relatif masih terbatas. Kondisi tersebut berdampak pada masih rendahnya tekanan inflasi dari sisi demand pull (permintaan).

"Inflasi inti pada Januari 2016 masih relatif masih terjaga. Kenaikan UMP 2016 berpotensi meningkatkan inflasi pada tahun ini," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper