Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musnahkan Sampah, Jakarta Terapkan Teknologi Thermal Incinerator

Penanggulangan masalah sampah di kota besar diharapkan tuntas dengan teknologi thermal Incinerator yang secara prinsip mampu mengurangi timbunan sampah dalam jumlah besar dengan cepat.
Tim pemantau pengelolaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang Pemerintah Kota Bekasi berbincang dengan warga saat inspeksi mendadak TPST Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (3/11)./Antara
Tim pemantau pengelolaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang Pemerintah Kota Bekasi berbincang dengan warga saat inspeksi mendadak TPST Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (3/11)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Penanggulangan masalah sampah di kota besar diharapkan tuntas dengan teknologi thermal Incinerator  yang secara prinsip mampu mengurangi timbunan sampah dalam jumlah besar dengan cepat. 

Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerin PUPR Dodi Krispatmadi mengatakan terdapat tiga kota besar yang nantinya akan menggunakan teknologi thermal incinerator, yaitu Jakarta, Surabaya dan Solo.

“Tapi ini masih dalam kajian karena jumlah sampah di Solo belum mencapai 1000 ton per hari. Karena untuk bisa skala ekonomi atau dijalankan tidak dengan subsidi itu paling tidak 1000 ton per hari,” kata Dodi dalam lokakarya nasional di Jakarta, Rabu (10/2/2016).

Dodi menjelaskan, saat ini di Jakarta sendiri telah mencapai 6700 ton per hari lalu jika ditambah dengan daerah lain di sekitarnya (Jabodetabek) menjadi 9500 ton perhari.

Dari sekian jenis teknologi permusnahan sampah, Badan Penerapan dan Pengkajian (BPPT) juga memilih proses thermal incinerator yang mampu memusnahkan 1.000 ton sampah dalam sehari.
 
Direktur Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT, Rudi Nugroho mengatakan, dengan proses thermal, pemusnahan sampah dilakukan dengan proses pembakaran. Kelebihan pada teknologi incinerator, emisi yang dihasilkan lebih sedikit dibanding proses thermal lainnya, yakni gasifikasi dan pyrolysis, yang mana emisinya mencapai 20% hingga 30%.
 
“Kami berpandangan incinerator yang paling efektif, dengan pembakaran residu [arang] yang ditinggalkan hanya 5%, lalu 5% tersebut ditimbun di TPA [Tempat Pembuangan Akhir],” ujar Rudi.

Cara kerja teknologi thermal incinerator, lanjut dia, hanya dengan memasukkan sampah pada alat dan pembakaran dengan bahan bakar fosil, batu bara. Ketika pembakaran, akan menghasilkan panas yang berfungsi memanasi boiler berisi air. Sehingga, boiler menimbulkan stem, yang selanjutnya akan menggerakkan turbin. Dan akhirnya turbin menggerakkan pembangkit listrik.
 
Rudi menyebut, selain emisi yang dihasilkan pembakarannya sedikit, keuntungan lainnya dalam teknologi incinerator adalah mampu membakar sampah 1000 ton hanya dalam waktu 1-2 jam.

Selain itu, dari bermacam proses biothermal dapat menghasilkan energi yang berdaya fungsi untuk energi pembangkit listrik. Namun begitu, energi listrik yang dihasilkan dari sampah reatif kecil, yaitu hanya sekitar 30 kWh per ton sampah.

Maka dari itu, menggunakan teknologi incinerator bukanlah untuk utamanya pembangkit listrik, melainkan untuk mempercepat pemusnahan sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper