Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dianggap Sudah Kaya, Fitra Tolak Rencana DKI Terbitkan Obligasi Daerah

Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra) menolak dengan tegas rencana Pemda DKI Jakarta menerbitkan obligasi daerah untuk mendapatkan suntikan dana segar masyarakat guna percepatan proyek infrastruktur di Ibu Kota.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra) menolak dengan tegas rencana Pemda DKI Jakarta menerbitkan obligasi daerah untuk mendapatkan suntikan dana segar masyarakat guna percepatan proyek infrastruktur di Ibu Kota.

Koordinator Advokasi dan Investigasi Seknas Fitra, Apung Widadi menyatakan bahwa penolakan tersebut lantaran melihat kemampuan finansial Pemprov DKI Jakarta yang dinilai masih mampu dan sehat tanpa harus mencari dana masyarakat.

"Jangan deh, Fitra menolak keras, kan duitnya Jakarta udah banyak, masak masih nyari utang ke rakyat," ujarnya, kepada Bisnis, Selasa (29/3).

Selain itu, lanjutnya, obligasi daerah itu juga akan melahirkan ketergantungan kepada obligor, karena bunganya macam-macam, dan itu justru akan membebani Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dalam jangka waktu yang panjang.

"Karena yang akan membayar hutangnya adalah anak cucu warga DKI Jakarta juga, karena jangkanya cukup lama, bisa ada 4 - 10 tahun," ujarnya.

Pihaknya meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memikirkan kembali untuk tidak mendorong sejumlah daerah, termasuk DKI Jakarta untuk tidak mengeluarkannya.

"Lagian mau keluarin obligasi berapa besar, paling hanya sekitar Rp10-Rp20 triliun, dana ini terlalu kecil dan terjangkau buat DKI Jakarta sendiri," ujarnya.

Sementara itu, sebelumnya Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengisyaratkan segera meluncurkan obligasi daerah pada tahun ini, guna mempercepat pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur di Ibu Kota.

"Kami segera keluarkan obligasi daerah, entah nanti bentuknya reksadana atau yang lain sedang kita hitung," tutur pria yang akrab disapa Ahok tersebut, Kamis (17/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper