Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek LRT DKI : Jakpro Siapkan Skema Pendanaan Selain APBD

PT Jakarta Propertindo menyiapkan skema pendanaan alternatif selain dari APBD DKI Jakarta demi menjaga komitmennya menyelesaikan keseluruhan pembangunan LRT DKI seperti yang ditugaskan Pemprov DKI Jakarta.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) mendengarkan penjelasan maket proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) dari Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan (kiri) pada Groundbreaking Light Rail Transit (LRT) Indonesia di Jakarta, Rabu (9/9)./Antara
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) mendengarkan penjelasan maket proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) dari Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan (kiri) pada Groundbreaking Light Rail Transit (LRT) Indonesia di Jakarta, Rabu (9/9)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT Jakarta Propertindo menyiapkan skema pendanaan alternatif selain dari APBD DKI Jakarta demi menjaga komitmennya menyelesaikan keseluruhan pembangunan LRT DKI seperti yang ditugaskan Pemprov DKI Jakarta.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi menyatakan, bahwa pihaknya saat ini memang memprioritaskan pembangunan LRT DKI sepanjang 6 kilometer demi mendukung penyelengaraan Asian games 2018.

Pembangunan LRT DKI Jakarta itu akan melewati sejumlah venue Asian Games 2018, yakni dari Kelapa Gading ke Velodrome dan melalui equestrian Pulomas.

"Karena ini penugasan, buat kami yang paling penting terealisasi dengan baik terlebih dahulu," tuturnya, kepada Bisnis, Rabu (11/5/2016).

Namun demikian, lanjutnya, pembangunan LRT DKI Jakarta tersebut lantas tidak hanya akan berhenti di 6 kilometer itu, tetapi tetap akan diselesaikan secara keseluruhan hingga 20 kilometer.

Hal itu dikarenakan rute sepanjang 6 kilometer tersebut termasuk rute 'kurus', sementara rute 'gemuk'nya berada di 14 kilometer lainnya itu.

"Selain terealisasi terlebih dahulu, kita juga harus melihat sisi commercial sustainibility-nya, karena kalau tidak ada itu, maka proyek ini tidak akan menarik. Jangan sampai terbangun, setahun kemudian tutup," ujarnya.

Satya mengatakan, pembangunan fase satu sepanjang 6 kilometer ini merupakan bagian dari keseluruhan trase untuk koridor pertama sepanjang 20 km yang direncanakan dan menggunakan anggaran penyertaan modal pemerintah sekitar Rp4,4 triliun.

"Ini duitnya ada untuk selesaikan 6 km dulu. Lalu yang 14 km lagi duitnya dari mana? ya kalau pemerintah belum ada, bisa manfaatkan perbankan," ujarnya.

Namun, lanjutnya, apabila perbankan dinilai kemahalan, dirinya akan membuka opsi untuk obligasi.

"Kalau obligasi belum siap undang-undangnya, ya bisa nggak cari private equity, dan sebagainya. Intinya kita membuka kemungkinan untuk kreatif financing, namun tetap mengikuti koridor aturan yang berlaku,' ujarnya.

Satya menyimulasikan, saat ini Jakpro telah memiliki suntikan penyertaan modal pemerintah (PMP)  Rp4,5 triliun, dan apabila tahun depan mendapatkan lagi kucuran PMP sejumlah yang sama Rp4,5 triliun, maka dirinya telah memiliki Rp9 triliun.

Padahal, untuk menyelesaikan pembangunan LRT DKI Jakarta secara keseluruhan sepanjang 20 kilometer, Jakpro hanya butuh Rp12 triliun.

"Jadi, untuk menyelesaikan 14 km lainnya lagi saya hanya butuh pendanaan tambahan Rp3 triliun saja, saya kira ini tidak susah bagi perbankan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper