Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ahok & Megawati Bertemu: Dicintai Belum Tentu Dinikahi Kata Ahok

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjelaskan mengenai pertemuannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Djarot Saiful Hidayat beberapa waktu lalu, bahwa ia tetap tidak bisa meninggalkan relawannya Teman Ahok.
Megawati Soekarnoputri dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), serta Veronica Tan/Antara
Megawati Soekarnoputri dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), serta Veronica Tan/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjelaskan mengenai pertemuannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Djarot Saiful Hidayat beberapa waktu lalu, bahwa ia tetap tidak bisa meninggalkan relawannya Teman Ahok.

“Dari awal, Bu Mega kan mau usung saya. PDIP udah oke mau usung. Cuma, Teman Ahok ini kan nggak yakin,” kata Basuki di Jakarta, Rabu (8/6/2016).

Ahok, panggilan Basuki, mengatakan para relawan tidak yakin karena PDIP saat masalah Hak Menyatakan Pendapat (HMP) terkait APBD 2015 termasuk yang memprotes mengenai anggaran e-budgeting.

Ia menyatakan dirinya bukan menolak tawaran dari PDIP, namun masalahnya ia tidak bisa meninggalkan Teman Ahok.

Ahok menceritakan saat bertemu dengan para relawan, ia mengusulkan nama Djarot, hanya saja yang disebut belakangan saat itu belum mendapat keputusan dari PDIP.

“Jadi, kalau kamu tanya saya lebih suka sama siapa, ya saya terusin sama Djarot dari awal.”

“Istilahnya, belum tentu orang yang Anda cintai, Anda nikahi.”

Ia kembali menjelaskan bahwa relawan Teman Ahok bukan anti-partai, melainkan tidak percaya akan ada partai yang mendukung dirinya.

Ahok sudah berkomunikasi dengan Teman Ahok dan berkata para relawan mungkin saja jalan bersama partai dalam mengusung Ahok namun mereka juga khawatir masalah pendaftaran.

“Tapi, pendaftaran mesti duluan. Teman Ahok takut ‘kalau kita nggak daftarin, tahu-tahu partai nggak mau daftarin Bapak gimana?,” kata Ahok mengutip para relawannya

Ahok juga menolak apa yang dilakukan partai pendukungnya, Hanura dan Nasdem, sebagai bentuk deparpolisasi.

Mereka ingin menunjukkan bahwa calon dari jalur perseorangan sesuai dengan apa yang ada di undang-undang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper