Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinabung Masih Awas, Pengungsi Terpaksa Lebaran di Posko

Gunung Sinabung mengeluarkan asap putih terlihat dari Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung, Karo, Sumatera Utara, Kamis (4/6)./Antara-Zabur Karuru
Gunung Sinabung mengeluarkan asap putih terlihat dari Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung, Karo, Sumatera Utara, Kamis (4/6)./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, MEDAN--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebagian Kota Medan hujan mengalami abu vulkanik tipis yang cukup mengganggu pandangan bagi pengendara dan pejalan kaki pada Minggu (3/7) sekitar pukul 21.00 WIB.

Hujan abu vulkanik ini adalah produk erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, pada Minggu 3 Juli 2016 pukul 18.29 WIB. "Erupsi tidak terlalu besar dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.500 m, angin bertiup perlahan ke Timur-Tenggara. Material abu vulkanik terbawa angin dan jatuh di Kota Medan," tutur Sutopo Purwo Nugroho,
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam publikasinya, Senin (4/7/2016).

Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung terbilang masih sangat tinggi, sehingga memicu adanya erupsi susulan. Kondisi yang terpantau pada Minggu (3/7/2016) sudah terjadi 3 kali erupsi, 38 kali gempa guguran, 10 kali gempa frekuensi rendah, dan 2 kali gempa hybride. Teramati guguran lava pijar sejauh 1.000 m ke arah Tenggara - Timur.

Sutopo menegaskan, aktivitas vulkanik masih tinggi membuat status Gunung Sinabung masih tetap AWAS. Rekomendasi dari PVMBG, masyarakat dan pengunjung dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 3 km darii puncak.

Sementara masyarakat dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara; 6 km untuk sektor tenggara-timur, dan 4 km untuk sektor utara-timur laut agar dievakuasi ke lokasi yang aman. Artinya daerah itu adalah zona merah yang sangat berbahaya dan harus dikosongkan.

Hingga saat ini masih ada 9.319 jiwa (2.592 KK) yang mengungsi di 9 pos pengungsian. "Mereka akan merayakan lebaran di pengungsian," tambahnya.

Selain itu, juga masih ada 1.683 KK warga dari 4 desa yang tinggal di huntara sambil menunggu proses relokasi mandiri. Mereka adalah warga Desa Berastepu, Gamber, Kota Tonggal, Gurukinayan yang desa asalnya dinyatakan sebagai zona merah dan harus direlokasi.

"Masyarakat dimohon untuk mematuhi semua larangan. Zona merah adalah daerah yang sangat berbahaya. Masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di zona merah tersebut," imbaunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper