Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moratorium Pembangunan Mal di Jakarta, Bekasi & Tangerang Jadi Lokasi Utama

Aktivitas pasar pusat perbelanjaaan di wilayah penyangga Jakarta sepanjang semester pertama tahun ini masih belum terlalu aktif, meski secara jangka panjang wilayah ini diproyeksikan memiliki pasokan ruang ritel melebihi Jakarta.
Grand Metropolitan Mall Bekasi/pegi-pegi.com
Grand Metropolitan Mall Bekasi/pegi-pegi.com

Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas pasar  pusat perbelanjaaan di wilayah penyangga Jakarta sepanjang semester pertama tahun ini masih belum terlalu aktif, meski secara jangka panjang wilayah ini diproyeksikan memiliki pasokan ruang ritel melebihi Jakarta.

Riset Cushman & Wakefield mengungkapkan, sepanjang semester pertama ini dua pusat perbelanjaan one-stop memasuki pasar ritel  wilayah penyangga Jakarta.

Keduanya yakni Plaza Ekalokasari Extension seluas 11.000 meter per segi  dan Metropolitan Mall Cileungsi seluas 26.500 meter per segi. Keduanya berada di wilayah Bogor, menambah total pasokan kumulatif ruang ritel Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek) menjadi 2.188.900 meter per segi.

Kepala Riset dan Konsultansi PT Cushman & Wakefield Arief Raharjo mengungkapkan, hingga akhir tahun ini diproyeksikan Bodetabek akan mendapatkan pasokan baru sebanyak 82.000 meter per segi. Jumlah ini tidak sebanyak pasokan semester pertama tahun lalu yang mencapai 111.000 meter per segi.

Arief mengungkapkan, tingkat penyerapan hingga semester pertama tahun ini tidak begitu tinggi. Namun, tren ini tampaknya akan berubah hingga sisa tahun ini, melihat pre-komitmen dari penyewa ruang ritel yang bakal masuk yang cukup tinggi.

“Tingkat penyerapannya tidak setinggi semester pertama tahun 2015, tetapi masih ada yang cukup aktif. Kita menilai penyerapannya modest,” katanya dalam risetnya, Senin (18/7/2016).

Cushman & Wakefield memproyeksikan tingkat penyerapan hingga akhir tahun hanya pada level 55.400 meter per segi, padahal tahun lalu masih bisa menembus di atas 150.000 meter per segi.

Melambatnya kondisi ekonomi dan besarnya pasokan ritel tambahan diperkirakan akan menghambat naiknya okupansi secara jangka pendek. Meski begitu, okupansi hingga semester pertama tahun ini sedikit meningkat , yakni 2,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 81,7%.

Arief menilai, tren pembangunan pusat perbelanjaan saat ini dan selanjutnya kebanyakan di residensial estate sehingga memiliki basis pasar yang terjamin. Sejauh ini, peritel yang aktif di Bodetabek umumnya dari food and bevarage (FnB)  atau makanan dan minuman.

Direktur Rekan PT Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengungkapkan, Bodetabek akan mendapatkan pasokan baru di masa mendatang lebih banyak daripada Jakarta.

Sekitar 16 pusat perbelanjaan baru akan memasuki pasar mulai semester kedua tahun ini hingga 2019, menumbang pasokan baru 740.000 meter per sgi. Sebagian besar proyek ini masih di tahap perencanaan.

Dibandingkan wilayah lainnya, Tangerang dan Bekasi masih akan menjadi lokasi utama tempat berdirinya pusat perbelanjaan.

“Pasokan kumulatif di kedua wilayah ini masing-masing diperkirakan akan melebih satu juta meter persegi di 2019 mendatang. Sepuluh dari 16 pusat berbelanjaan baru Bodetabek akan berada di Bekasi dan Tangerang,” katanya.

Sejak moratorium izin pembangunan mal baru berlaku di Jakarta, pertumbuhan ruang ritel di wilayah penyangga memang kian aktif.

Riset Cushman & Wakefield menemukan, pada semester pertama 2011 saat moratorium dikeluarkan, Jakarta menguasai 70,9% pasokan ruang ritel. Namun, kini setelah lima tahun berselang, Jakarta mulai turun ke 65,1%.

“Ruang ritel Bodetabek tumbuh 28% selama tiga tahun terakhir,” ungkap riset Cushman & Wakefield.

Selain Jakarta, wilayah Bodetabek menjadi pilihan kedua bagi riteler mancanegara untuk ekspansi di Indonesia. Apalagi, basis pasar di wilayah penyangga kian tinggi seiring pertumbuhan penduduk dan urbanisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper