Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengrajin Tempe Tangsel Khawatir Harga Kedelai Bakal Naik

Penaikan harga kedelai impor yang sekarang mencapai rata-rata Rp10.000 per kg berdampak sangat menyulitkan bagi industri dan pedagang tempe skala kecil.
Ilustrasi: Proses pencampuran kedelai, sebagai bahan dasar untuk membuat tempe dan tahu./JIBI-Juli Nugroho
Ilustrasi: Proses pencampuran kedelai, sebagai bahan dasar untuk membuat tempe dan tahu./JIBI-Juli Nugroho

Bisnis.com, TANGSEL - Pemerintah diminta mengantisipasi kemungkinan harga kedelai impor naik pada bulan ini.

Berdasar pemberitaan, akibat dampak cuaca ekstrem di sejumlah negara produsen seperti Argentina, Brasil dan Amerika serikat, harga kedelai impor melonjak.

Mukidin, pelaku industri kecil tempe di Ciputat, Tangerang Selatan, mengatakan penaikan harga kedelai impor yang sekarang mencapai rata-rata Rp10.000 per kg berdampak sangat menyulitkan bagi industri dan pedagang tempe skala kecil.

“Seharusnya pemerintah jauh hari sudah mengantisipasi dengan menambah jumlah stok kedelai di dalam negeri, karena dikabarkan akan ada penaikan harganya lagi,” katanya, Senin (15/8/2016).

Menurutnya, penaikan harga kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu itu tidak bisa diselesaikan dengan kegiatan sosialisasi dan pembinaan, seperti yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel.

Sebab, lanjutnya, yang tentunya diharapkan oleh sekitar 50 pengrajin tempe dari kawasan Kedaung, Pamulang Tangsel yang menjadi peserta kegiatan itu ialah jaminan ketersediaan kedelai sebagai bahan baku, dengan harga yang tidak mahal.

“Saya memang tidak mendapat undangan ikut acara itu, mungkin karena usaha saya masih terlalu kecil. Tetapi, dari teman teman yang ikut, saya bisa menyerap apa yang diharapkan dari acara itu,” ujarnya.

Sementara itu Ferry Payacun, Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Kota Tangsel, sebelumnya mengatakan para pengrajin merupakan aset berpotensi besar yang harus dikembangkan guna menjaga keberlangsungan industri pasar ke depan.

“Untuk itulah kami dengan telaten melakukan pembinaan kepada pengrajin yang ada di Tangsel, salah satunya pengrajin tempe. Mereka juga disiapkan mentalnya sebagai basis pembentukan kampung industri tempe,” katanya.

Melalui situs resmi Pemkot Tangsel diberitakan bahwa kepada sekitar 50 pengrajin tempe diberikan materi mengenai Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Good Manufacturing Practice (GMP) agar produknya semakin bagus dan berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurudin Abdullah
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper