Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPRD DKI Keberatan Target Penerimaan Pajak Jakarta Dinaikkan, Ini Alasannya

DPRD DKI Keberatan Target Penerimaan Pajak Naik, Ini Alasannya
Rupiah./JIBI-Rachman
Rupiah./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, Prabowo Soenirman mengaku tidak sependapat dengan rencana Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta yang menaikkan target penerimaan pajak menjadi Rp32,8 teiliun di APBD-Perubahan 2016.

Dirinya menilai penaikan target tersebut terlalu optmistis, dan dikuatirkan justru tidak akan memenuhi target seperti yang dipasang.

"Iya DPP menaikkan targetnya. Tapi saya masih protes, karena terlalu optimistis, khususnya pbb dan pbhtb," terangnya, kepada Bisnis, Senin (29/8/2016).

Apalagi, lanjutnya, jika melihat pencapaian tahun lalu yang tidak mencapai 100%. Pasalnya, realisasi penerimaan pajak DKI Jakarta 2015 mencapai 89,54%.

Target pajak DKI Jakarta 2015 yaitu Rp 32.581.650.000.000 atau sekitar Rp32 triliun, sedangkan realisasi penerimaan hingga 31 Desember sebesar Rp29,174 triliun.

Dari tiga belas jenis pajak yang dipungut, delapan jenis pajak sudah melampaui target pajak. Di antaranya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Air Tanah (PAT), Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan (PPJ), Pajak Parkir, dan Pajak Rokok.

Sementara pajak yang belum mencapai target yaitu Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) dengan 95,21 persen, pajak hotel 94,10 persen, dan reklame 41,20 persen. Lalu, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 61,42 persen serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 95,21 persen.

"Ini belum juga adanya pembebasan serta pengurangan wajib pajak untuk bangunan dan tanah di bawah harga Rp1 miliar. Ini kan lumayan mengurangi," terangnya.

Seperti diketahui, DPP Provinsi DKI Jakarta mengusulkan kenaikan target penerimaan pajak di APBD Perubahan 2016 menjadi Rp32,8 triliun, naik Rp800 miliar dibandingkan target semula di APBD 2016 sebesar Rp32 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper