Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Direksi PT MRT Dirombak. Ini Alasan Ahok Copot Dirut Dono Boestami

Dua dari empat direktur di jajaran direksi PT MRT Jakarta dirombak oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selaku perwakilan pemegang saham mayoritas.
Ilustrasi: Seorang pekerja berdiri di dekat mesin bor bawah tanah, Antareja, di titik proyek MRT Patung Pemuda Senayan, Jakarta/Antara
Ilustrasi: Seorang pekerja berdiri di dekat mesin bor bawah tanah, Antareja, di titik proyek MRT Patung Pemuda Senayan, Jakarta/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Dua dari empat direktur di jajaran direksi PT MRT Jakarta dirombak oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selaku perwakilan pemegang saham mayoritas.

Kedua direktur yang dicopot dari jabatannya tersebut adalah Direktur Utama Dono Boestami digantikan William P. Sabandar, serta Direktur Operasi dan Pemeliharaan Mohamad Natsir digantikan Agung Wicaksono.

Sedangkan dua direktur lainnya yang tidak mengalami perombakan, yakni Direktur Konstruksi masih dijabat Silvia Halim, serta Direktur Keuangan dan Administrasi dipimpin Tuhiyat.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan penggantian tersebut demi memastikan pembangunan proyek MRT Jakarta dapat selesai dan beroperasi tepat waktu.

"Iya itu ada keputusan dari dewan komisaris dan BP BUMD. Mereka merasa perlu mengganti yang lebih tepat. Saya mah ikut saja," ujarnya, Selasa (18/10/2016).

Yurianto, Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Penanaman Modal (BP BUMD dan PM) DKI Jakarta menyatakan perombakan telah melalui diskusi antara pemegang saham serta dewan komisaris.

Menurutnya ada beberapa alasan pemegang saham melakukan perombakan dua direksi itu, yakni antara lain mundurnya jadwal pengoperasian MRT Jakarta dari pertengahan 2018 ke 2019.

Kemudian, lanjutnya, kasus kesalahan konstruksi 57 girder atau gelagar oleh subkontraktor yang tidak sesuai ukuran, dan juga kurang lancarnya komunikasi yang terjalin dengan pemda terkait pembebasan lahan.

"Pembebasan lahan ini kan multisektor, jadi dari sisi komunikasi MRT Jakarta dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) perlu ditingkatkan sehingga hasilnya lebih maksimal. Ke depan kami siap fasilitasi," ujarnya.

Pasalnya, molornya proses pembebasan lahan dapat berpengaruh juga terhadap progres pengerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan oleh PT MRT Jakarta sendiri.

Dengan molornya pembangunan, dikhawatirkan juga dapat mengakibatkan membengkaknya biaya proyek prestisius tersebut.

"Mundurnya operasional dari jadwal awal dan kesalahan 57 girder juga menjadi pertimbangan pemegang saham, walaupun kasus girder sudah diselesaikan," ujarnya.

Menurutnya pemegang saham juga mengapresiasi direksi lama atas kontribusinya selama ini, karena sudah memulainya dari awal hingga terlihat progresnya seperti sekarang ini.

"Tetapi pemegang saham memang menginginkan target operasional MRT Jakarta 2019 agar benar-benar dapat terealisasikan. Jadi diperlukan penyegaran," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper