Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebih Cepat Dari Rencana, Progres Semanggi Interchange Capai 40%

Pembangunan proyek jalan simpang susun Semanggi atau Semanggi Interchange yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan di kawasan Bundaran Semanggi telah mencapai progres yang lebih cepat dari target direncanakan.
Ilustrasi./.Antara
Ilustrasi./.Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan proyek jalan simpang susun Semanggi atau  Semanggi Interchange yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan di kawasan Bundaran Semanggi telah mencapai progres yang lebih cepat dari target direncanakan.

Corporate Secretary PT Wijaya Karya (Wika), Suradi Wongso mengklaim hingga saat ini realisasi pengerjaan yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara BUMN) pemenang tender proyek tersebut telah merealisasikan hingga 40%.

"Progres Semanggi Interchange sampai dengan 27 November 2016 sudah mencapai 40,4%," ujarnya, kepada Bisnis, Rabu (30/11).

Menurutnya realisasi proyek yang telah dimulai sejak April 2016 itu berjalan sangat positif, lantaran lebih cepat dari rencana yang dijadwalkan pada 33,95%. "Lebih cepat sekitar 6,45%," ujarnya.

Saat ini, kata Suradi, proses pengerjaan sedang dominan pada struktur pekerjaan bagian atas yaitu erection box girder.

Pihaknya menyatakan faktor pendorong hingga mampu mengerjakan dengan progres lebih cepat dari rencana tersebut lantaran mensinergikan pekerjaan beton untuk box girder tersebut dengan Wika Beton yang memang sudah ahlinya.

"Faktor pendorongnya karena kita mensinergikan pekerjaan beton dengan Wika Beton yang sudah ahlinya, jadi lebih cepat," ujarnya.

Suradi mengatakan semenjak ditetapkan sebagai pemenang tender, Wika segera mengerjakan proyek Semanggi Ingerchange tersebut mulai awal April 2016.

Perusahaan plat merah itu menyatakan akan mampu menyelesaikan peroyek tersebut dalam waktu sekitar 18 bulan.

"Kita akan selesaikan sekitar 18 bulan, yakni mulai dari perencanaan DED (detailed enginering design 3 bulan dan pengerjaan fisik sekitar 15 bulan, sehingga total 18 bulan," ujarnya.

Sebelumnya, diketahui bahwa dana pembangunan simpang susun Bundaran Semanggi tersebut murni berasal dari pihak swasta, yakni PT Mori Building Company, dan tidak memakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta.

Perusahaan Jepang tersebut hendak menaikkan KLB (koefisien luas bangunan) gedung miliknya sehingga harus membayar kompensasi kepada Pemprov DKI dan diwujudkan dalam bentuk pembangunan Semanggi Interchange.

Pembangunan Semanggi Interchange adalah penambahan ruas jalan dari arah Grogol menuju Kebayoran Baru dan dari Pancoran- Polda menuju Monas.

Sehingga tidak akan ada lagi pertemuan antara pengendara dari Jalan Gatot Subroto dan dari Jalan Sudirman di kolong jembatan yang membuat lalu lintas tersendat.

Nantinya, para pengendara mobil dari arah Cawang dapat langsung belok di Semanggi menuju arah Bundaran HI dan dari arah Slipi dapat langsung belok di Semanggi, apqbila ingin menuju ke arah Blok M, melalui flyover (Sudirman Interchange) yang berbentuk lingkaran tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper