Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usia Tanaman Sawit Masih Muda, SSMS Yakin Prospek Perusahaan Positif

Emiten perkebunan kelapa sawit, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. menyatakan prospek pertumbuhan perseroan positif, ditunjang oleh umur rata-rata tanaman yang masih muda.
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan kelapa sawit, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. memperkirakan prospek pertumbuhan perseroan positif, ditunjang oleh umur rata-rata tanaman yang masih muda.

Saat ini, emiten berkode saham SSMS memiliki areal tertanam perkebunan kelapa sawit seluas 70.125 hektar atau meningkat 106% dibandingkan lahan 2014. Dari areal tertanam tersebut, tercatat seluas 55.374 ha yang terdiri atas tanaman menghasilkan, sedangkan 14.751 ha lainnya terdiri atas tanaman yang belum menghasilkan.

SSMS pun masih memiliki 15.258 ha lahan yang belum ditanam. Di luar itu, SSMS juga memiliki 10.387 ha yang dialokasikan untuk fasilitas pendukung dan lahan konservasi.

“Komposisi tersebut mencerminkan masih besarnya potensi produksi SSMS di tahun-tahun berikutnya,” kata Direktur Utama SSMS Vallauthan Subraminam dalam siaran pers, Minggu (20/5/2017).

Perseroan mengumumkan kenaikan laba komprehensif tahun berjalan 8,9% menjadi Rp591,6 miliar pada periode yang berakhir 31 Desember 2016.

Pertumbuhan laba tersebut didorong oleh kenaikan penjualan 14,8% menjadi Rp2,7 triliun yang didukung oleh naiknya harga jual rata-rata minyak kelapa sawit (CPO) serta harga jual produk lainnya pada semester II/2016 setelah sebelumnya mengalami tekanan.

“Tahun 2016 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri kelapa sawit secara keseluruhan. Namun, dengan determinasi kuat dan strategi yang secara tepat dijalankan oleh perusahaan, Sawit Sumbermas Sarana tetap dapat membukukan pertumbuhan kinerja keuangan, baik di sisi penjualan, laba, maupun aset,” ujarnya.

Berkat pertumbuhan yang positif ini, SSMS mencatatkan pula kenaikan ekuitas 14,5% menjadi Rp3,4 triliun pada 2016. SSMS pun berhasil mengurangi utang bank jangka panjang yang dimiliki perusahaan. Hal itu berdampak pada turunnya liabilitas per 31 Desember 2016 sebesar 6,4% menjadi Rp3,7 triliun dari tahun lalu. Pada akhir periode yang sama, SSMS mencatat total aset perseroan dan entitas anak usaha menguat 3% menjadi Rp7,2 triliun.

Keberhasilan SSMS dalam mencatatkan penguatan kinerja pada 2016 didukung oleh strategi perusahaan untuk mengonsolidasi sumber daya, khususnya melalui peningkatan kapasitas pegawai dan sinergi dengan kebun-kebun yang baru diakusisi demi meningkatkan produktivitas, serta berbagai program efisiensi yang dijalankan di sepanjang mata rantai usahanya.

“Strategi yang kami jalankan pada 2016 tersebut sejalan dengan fokus perusahaan yang kami sebut dengan 3P, yaitu people, planet, and profit. Fokus ini pulalah yang akan terus kami jaga pada tahun berikutnya demi menjaga dan meningkatkan profitabilitas perusahaan, sembari terus memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan dan masyarakat,” sambung Subraminam.

SSMS melaksanakan penawaran umum saham perdana (IPO) pada 12 Desember 2013, dengan mencatatkan 15,7% atau sejumlah 1,5 miliar lembar saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga penawaran Rp670 per lembar saham. Pada penutupan perdagangan 2016, harga saham SSMS tumbuh menjadi Rp1.400 per lembar saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper