Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Pengolahan Sampah Sunter Siap Dikebut

Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat akhirnya angkat bicara terkait molornya pembangunan tempat pengolahan sampah atau intermediate treatment facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara.
Pekerja harian Lepas (PHL) membersihkan sampah di sepanjang jalan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (17/3)./Antara
Pekerja harian Lepas (PHL) membersihkan sampah di sepanjang jalan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (17/3)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat akhirnya angkat bicara terkait molornya pembangunan tempat pengolahan sampah atau intermediate treatment facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara.

Djarot menargetkan peletakan batu pertama ITF Sunter bisa dikerjakan pada Agustus tahun ini setelah proyeksi pembangunan pada Februari lalu gagal dilaksanakan.

"Pak Djarot sudah mengatakan bahwa ground breaking ITF Sunter harus dilaksanakan pada Agustus tahun ini," ujar Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandi kepada Bisnis, Selasa (4/7/2017).

Jakpro, selaku pemegang konsesi proyek ITF Sunter mengakui pada Februari lalu pihaknya sudah siap untuk mengeksekusi pembangunan.

Namun, terdapat beberapa kendala yang harus diselesaikan yakni pembabasan lahan, tempat pembuangan akhir, perubahan peraturan presiden dan persoalan lain yang menghambat pengerjaan.

Proyek pengerjaan ITF Sunter ditargetkan mampu mengolah 2.000 ton sampah per hari yang bisa dijadikan sebagai energi listrik atau pembangkit listrik. Adapun, produksi sampah di Jakarta mencapai 7.000 meter kubik per hari.

Jakpro menggandeng investor dari Finlandia yakni Fortum untuk pengerjaan proyek penugasan ITF Sunter. Investasi yang digelontorkan untuk proyek tersebut mencapai sekitar Rp3 triliun.

Fortum adalah salah satu perusahaan yang memiliki unit khusus pengolahan sampah terbesar di Eropa Utara yang diharapkan bisa menggarap persoalan sampah di Jakarta.

Optimistis

Satya menuturkan, pihaknya optimistis tahun ini pengerjaan ITF Sunter sudah bisa dieksekusi karena ada beberapa faktor pendukung untuk segera merealisasikannya antara lain adanya Perpres terkait Kebijakan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah dan Percepatan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah.

"Nah, ini jadi dorongan untuk segera dimulai pengerjaannya, termasuk tarif listriknya, karena sesuai dengan Permen 12/2017 itu tarif listriknya harus dibicarakan antara Perusahaan Listrik Negara dengan pengembang," katanya.

Menurut Satya, selain pengolahan sampah, ITF Sunter akan memproduksi listrik dengan kapasitas sebesar 40 MegaWatt. Sebagai operator ITF, ke depan Jakpro akan membentuk perusahaan joint venture dengan Fortum.

Adapun, pola kerja sama antara Jakpro dengan Fortum dipilih skema investasi bangun kelola dan alih milik atau build operate transfer (BOT) selama jangka waktu hingga 25 tahun.

Pembangunan ITF Sunter tersebut merupakan amanat undang-undang No. 18/2016 tentang percepatan pembangunan pembangkit listrik berbasis sampah (PLTSa) yang diterapkan pada tujuh kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Tangerang, Semarang, Surabaya serta Makassar.

Untuk mendukung proyek tersebut, Pemprov DKI telah menerbitkan Pergub No. 50/2016 tentang Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Pengelolaan Sampah di Dalam Kota dengan menugaskan PT Jakpro sebagai pembangunnya.

Barometer

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Isnawa Aji menuturkan, proyek pembangunan PLTSa yakni ITF Sunter di Jakarta akan menjadi barometer untuk penerapan PLTSa di tujuh kota tersebut.

Pihaknya mendorong agar ITF Sunter bisa segera dilaksanakan seiring persoalan sampah di Jakarta sangat mendesak. Oleh karena itu, saat ini pihaknya tengah menghitung aset Pemprov yang bisa dikelola oleh Jakpro untuk pembangunan ITF Sunter.

"Kami berharap awal 2019 ITF Suter sudah bisa beroperasi. Untuk ground breakingnya nanti ditargetkan bisa dilaksanakan pada Agustus tahun ini," paparnya.

Isnawa menjelaskan pembangunan ITF Sunter menjadi prioritas yang harus segera dikerjakan seiring skema BOT proyek tersebut dilakukan antara Jakpro dengan investor swasta.

Dia mengatakan jika ITF Sunter sudah beroperasi, pihaknya akan membuka peluang investasi kepada perusahaan swasta lain untuk menggarap proyek pengolahan sampah dengan skema bangun kelola dan miliki atau Build Operate and Own (BOO).

Pihaknya mengklaim telah terdapat 250 perusahaan yang sudah mempresentasikan pengolahan sampah dengan skema BOO dengan output antara lain sampah menjadi listrik, batako dan lainnya.

"Tapi kebanyakan perusahaan-perusahaan yang mempresentasikan teknologinya hanya berkapasitas ratusan ton, padahal volume samapah di Jakarta ada 7.000-an ton per hari," katanya.

Dia menambahkan pihaknya akan membahas kembali investasi dengan pihak swasta terkait pengolahan sampah tersebut jika prioritas utama ITF Sunter sudah berjalan dan sesuai target yang diharapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper