Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Djarot: Belum Ada Laporan Kelangkaan Garam di Jakarta

Menanggapi pengakuan beberapa pedagang terkait dengan kelangkaan garam di beberapa pasar tradisional di Jakarta , Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengakui belum mendapatkan laporan.
Pedagang agen sembako melayani pembeli di Pusat Perkulakan Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang, Banten, Senin (24/7)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Pedagang agen sembako melayani pembeli di Pusat Perkulakan Pasar Induk Tanah Tinggi, Tangerang, Banten, Senin (24/7)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA -- Menanggapi pengakuan beberapa pedagang terkait dengan kelangkaan garam di beberapa pasar tradisional di Jakarta , Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengakui belum mendapatkan laporan.

"Nasional itu, tapi kalau Jakarta belum. Jakarta enggak ada loh ya. Belum ada laporan," ujarnya di Balai Kota, Jumat (28/7).

Dirinya mengatakan, untuk mengatasi isu kelangkaan garam harus ada pengawasan produksi dan distribusi sebagai bentuk pencegahan oknum spekulan.

"Yang saya sebetulnya khawatirkan, kelangkaan garam ini juga dipicu oleh para spekulan, dugaan saya aja yah, dengan harapan kita mengimpor garam," katanya.

Jakarta bukan daerah produsen garam, sedangkan konsumen untuk produk garam konsumsi sangat banyak.

Sehingga Jakarta sangat bergantung dengan produksi garam dari daerah.

Djarot menambahkan, Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut seharusnya justru menjadi eskportir garam bukan pengimpor.

"Makanya industri pergaraman ini harus mendapatkan perhatian serius dari kita. Tentunya pemerintah pusat yang bertanggung jawab," himbaunya.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri sebelumnya mengungkapkan masih terjadi kelangkaan garam konsumsi di pasar tradisional. Akibatnya, kenaikan harga bisa menembus 200%.

Abdullah menjelaskan harga garam kemasan 200 gram bisa menembus Rp4.500. Di Jakarta, sambungnya, harga berada di kisaran Rp2.600—Rp3.000 per 200 gram. Sementara itu, harga di berbagai daerah bervariasi dengan kisaran Rp3.500—Rp5.000 per 200 gram.

“Hampir di seluruh pasar di Indonesia. Kenaikannya variatif ada yang 50% hingga 200%,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper