Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Titik Terang Penyebab Anjloknya KRL di Manggarai Mulai Terkuak

Tim penyelamatan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mulai menemukan titik terang penyebab anjloknya kereta komuter di Stasiun Manggarai pada 3 Oktober 2017.
Petugas mengevakuasi gerbong kereta rel listrik (KRL) nomor 1507 relasi Bogor - Angke yang anjlok di wilayah Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (3/10)./ANTARA-Galih Pradipta
Petugas mengevakuasi gerbong kereta rel listrik (KRL) nomor 1507 relasi Bogor - Angke yang anjlok di wilayah Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (3/10)./ANTARA-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Tim penyelamatan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mulai menemukan titik terang penyebab anjloknya kereta komuter di Stasiun Manggarai pada 3 Oktober 2017.

“Fakta di lapangan yang kami temukan, alat-alat keamanan di lokasi kejadian masih terbilang baru. Bahkan ada yang baru berumur dua hari untuk sistem persinyalannya, jadi belum teruji,” ujar Senior Manager Humas PT KAI Daerah Operasi 1 Jakarta, Suprapto saat dihubungi Tempo pada Kamis 5 Oktober 2017.

Menurut Suprapto, sistem persinyalan sangat penting untuk memberikan isyarat berupa bentuk, warna atau cahaya. Perangkat itu ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol pengoperasian kereta api.

“Jadi kalau yang di Manggarai itu jelas kereta yang anjlok di bagian belakang. Kalau itu alat udah lama, pasti yang anjlok bagian depan atau tengah, ini kan baru,” ujar dia.

Dia menjelaskan hal tersebut terjadi berkaitan dengan sedang dilakukannya pergantian sistem persinyalan, pada 30 September 2017. Dari sistem Solid State Interlocking (SSI) produksi Inggris ke sistem Kyosan produksi Jepang.

Sistem SSI yang dipakai sejak 1980 dinilai sudah terlalu lama dan tidak mampu lagi melayani peningkatan yang luar biasa frekuensi perjalanan kereta saat ini.

Sistem persinyalan Kyosan dari Jepang yang akan digunakan yakni K-5B System. Sistem ini merupakan generasi ketiga (32 bit/sec) yang jauh lebih modern dibanding dengan SSI processor system (8 bit/sec).

Suprapto mengatakan menjelang hasil penyelidikan dikeluarkan, pihaknya akan terus melakukan evaluasi secara internal maupun eksternal agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

”Secara internal kami akan terus membenahi diri dan juga melakukan koordinasi yang intens kepada pihak eksternal, yakni satuan kerja pengembangan perkeretaapian,” ujar dia menjelaskan kasus anjloknya kereta komuter di Stasiun Manggarai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper