Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebakaran Pabrik Kembang Api : Jika Korban Sulit Diidentifikasi, Penguburan Massal Jadi Pertimbangan

Hingga saat ini sebanyak 10 dari total 45 korban tewas akibat kebakaran pabrik kembang api di Kosambi, Tangerang masih belum teridentifikasi.
Petugas forensik RS Polri Kramatjati menurunkan jenazah korban kebakaran pabrik kembang api di Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramatjati, Jakarta, Kamis (26/10). Petugas medis akan melakukan otopsi terhadap 47 jenazah korban kebakaran di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses untuk melengkapi proses identifikasi oleh kepolisian. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Petugas forensik RS Polri Kramatjati menurunkan jenazah korban kebakaran pabrik kembang api di Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramatjati, Jakarta, Kamis (26/10). Petugas medis akan melakukan otopsi terhadap 47 jenazah korban kebakaran di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses untuk melengkapi proses identifikasi oleh kepolisian. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA- Hingga saat ini sebanyak 10 dari total 45 korban tewas akibat kebakaran pabrik kembang api di Kosambi, Tangerang masih belum teridentifikasi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol R. P. Argo Yuwono menyebutkan keadaan para korban yang sangat parah menjadi salah satu penyebab sulitnya identifikasi.

"Kondisi luka korban yang membuat kita kesulitan identifikasi," katanya, Jumat (3/11/2017).

Selain 45 korban tewas yang ditemukan dalam keadaan utuh, ada pula sejumlah serpihan tubuh yang ditemukan dari lokasi dan perlu diidentifikasi.

Menurut Argo, opsi penguburan massal akan dipertimbangan jika hingga akhirnya masih ada tubuh korban yang tidak bisa diidentifikasi. Adapun jumlah korban luka yang masih dirawat hingga saat ini berjumlah 9 orang.

"Ya tentu kalau tidak menemukan kembali identifikasi ya karena kondisi, tentu akan menjadi bahan pertimbangan dan akan dirumuskan bagaimana nanti untuk penguburan dan sebagainya," ujar Argo.

Sama dengan Argo, Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran Kepolisian Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Sumirat Dwiyanto mengatakan kondisi korban memang menjadi faktor yang mempersulit proses identifikasi.

"Korban-korban situasi seperti itu kita mencari sel-sel yang memiliki DNA sehingga harus diulang-ulang. Kita cek tidak muncul DNA-nya," katanya.

Selain melakukan pengecekan DNA, pihak Rumah Sakit Polri juga berusaha mengidentifikaai korban berdasarkan informasi terkait data fisik korban sebelum.meninggal seperti pakaian atau aksesoris yang terakhir kali digunakan, tanda lahir, cacat, dan lain-lain yang tergolong dalam ante mortem.

"Ada beberapa korban yang tidak memiliki keluarga artinya di Kosambi hidup sebatang kara artinya sendiri kami tidak bisa menemukan data DNA dari pada korban karena itu kami masih meminta tetangga, Pak RT, Pak RW. Tim mendatangi daerah Kosambi untuk bisa mendapatkan data tersebut," tambahnya.

Dari 45 korban tewas, pihaknya telah mengidentifikasi sebanyak 35 tubuh yang terdiri atas 10 korban laki-laki dan 25 perempuan.

Dia optimistis proses identifikasi bisa dilakukan hingga selesai dan penguburan secara massal tidak akan diperlukan.

"Kita berusaha tidak sampai seperti itu karena kita yakin pasti Tuhan memberi jalan. Kita lihat saja kasus yang ditangani tim DVI RS Polri hampir semua terungkap, dari Bom Bali, kebakaran Zahro semuanya itu terungkap," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler