Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemkot Tangsel Abai Potensi Sumber Daya Daerahnya

Kota Tangerang Selatan sesungguhnya berpotensi menjadi kota yang jauh lebih visioner dan progresif dalam banyak hal dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia.
Kantor Wali Kota Tangerang Selatan./Bisnis.com-Nurudin Abdullah
Kantor Wali Kota Tangerang Selatan./Bisnis.com-Nurudin Abdullah

Bisnis.com, TANGSEL- Kota Tangerang Selatan sesungguhnya berpotensi menjadi kota yang jauh lebih visioner dan progresif dalam banyak hal dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia.

Uten Sutendy, Presiden Tangsel Club, mengatakan potensi Tangsel itu berdasarkan modal fasilitas  ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang besar dan hanya bisa dikalahkan oleh Silicon City di Amerika Serikat.

“Kota Tangsel, seperti halnya Silicon City yang mempunyai pusat ilmu pengetahuan dan teknologi, yang tumbuh secara ekonomi berbasis Iptek,” katanya, Kamis (28/12/2017)

Menurutnya, Kota Tangsel sesungguhnya memiliki segala yang diperlukan untuk menjadi sebuah kota kreatif, inovatif, cerdas, dan visioner dengan tingkat pelayanan publik di atas rata-rata

Potensi tersebut, lanjutnya, juga dibahas dalam dialog refleksi akhir 2017 Kota Tangsel, yang gelar di Rimbun Konservasi, Serpong, Tangsel, Rabu (27/12/2017) yang juga mengungkapkan Tangsel memilik sumber daya manusia yang hampir sempurna.

Sebab, banyak pengusaha besar, para ahli, budayawan, artis, seniman, dan olahragawan kelas nasional dan internasional yang tinggal di wilayah BSD City, Bintaro, Alam Sutera dan kawasan elit di Tangsel lainnya.

Uten menjelaskan berbagai modal besar yang dimiliki Tangsel sejauh ini belum dimanfaatkan secara maksimal, karena diduga para birokrat pemerintah kota Tangsel masih asyik dengan dirinya sendiri sehingga belum memanfaatkannya.

Akibatnya, konsep dan praktik pembangunan di Kota Tangsel belum mengacu dan memanfaatkan modal besar yang ada. Sebaliknya, imbuh dia, justru cenderung semakin terjebak oleh “kegenitan” modernitas.

Dia juga menilai Tangsel sudah membangun, tetapi sebetulnya belum sebenar-benarnya membangun, karena masih melupakan  prinsip pelayanan dan pembangunan karakter manusia yang merupakan inti dari tujuan pembangunan kota.

“Misalnya, membangun semua  gedung kelurahan dengan sangat mewah, tapi di dalamnya menjadi kosong dan minus pelayanan. Membangun gedung-gedung sekolah yang cukup mewah dan bertingkat, tapi  rendah kualitas pelayanan mutu pendidikan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurudin Abdullah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper