Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Anak BUMN Berpotensi Sentuh Rekor Baru

Penawaran umum perdana saham (IPO) oleh anak usaha BUMN berpotensi menyentuh rekor baru dalam hal jumlah perusahaan yang melakukan aksi korporasi tersebut pada 2018.
Pengunjung melintas di gedung Bursa efek Indonesia Jakarta, Kamis (11/1)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung melintas di gedung Bursa efek Indonesia Jakarta, Kamis (11/1)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Penawaran umum perdana saham (IPO) oleh anak usaha BUMN berpotensi menyentuh rekor baru dalam hal jumlah perusahaan yang melakukan aksi korporasi tersebut pada 2018.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, setidaknya terdapat 5 perusahaan yang terafiliasi dengan BUMN menyatakan diri akan IPO pada 2018. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan 4 anak usaha BUMN yang IPO pada 2017.

Pada 2018, anak usaha BUMN yang disebut akan meakukan IPO antara lain PT PP Energi, PT Adhi Persada Gedung, PT Wijaya Karya Realty, PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Pelabuhan Tanjung Priok.

Adhi Persada Gedung akan menjadi anak usaha pertama PT Adhi Karya (Persero) Tbk., yang melantai di Bursa Efek Indonesia. “Tahun ini kita siapkan APG untuk IPO,” kata Direktur Keuangan Adhi Karya Harris Gunawan ketika dihubungi, pekan lalu.

Sementara itu, PP Energi dan Wika Realty masing-masing akan menjadi anak usaha ketiga bagi PT PP (Persero) Tbk., dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., yang menjual sahamnya di BEI.

Di sisi lain, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) akan melepas sekaligus 2 anak usahanya di BEI pada 2018 yaitu Indonesia Kendaraan Terminal dan Pelabuhan Tanjung Priok. Pada 2017, Pelindo II menjual saham PT Jasa Armada Indonesia Tbk. di pasar modal.

Alfred Nainggolan, Head of Research Koneksi Kapital Indonesia, menilai rencana IPO anak usaha BUMN atau BUMN ditunggu oleh para investor pada 2018. “IPO anak usaha BUMN ditunggu untuk (investasi) jangka panjang,” katanya ketika dihubungi, Sabtu (13/1/2018).

Menurutnya, baik investor asing atau investor domestik, menilai rekam jejak IPO perusahaan milik negara atau yang terafiliasi milik negara cukup baik, kendati saham sejumlah perusahaan masih dinilai kurang atraktif.

Alfred mengatakan waktu pelaksanaan IPO yang relatif tepat adalah kuartal II/2018 setelah pemerintah mengumumkan kinerja pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017. Sejauh ini, menurut Alfred, pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh 5,2%.

Data pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2017 dinilainya dapat menggaraihkan atau meningkatkan optimisme investor terhadap saham, termasuk saham-saham yang baru dilepas perdana pada 2018.

Dihubungi secara terpisah, analis PT Recapital Asset Management Kiswoyo Adie Joe menilai IPO perusahaan sebaiknya dilakukan ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang dalam tren meningkat.

Menurutnya, IHSG sekarang dalam tren meningkat. “Kalau untuk anak usaha BUMN tetap menarik. Tapi untuk saya pribadi, saham anak usaha BUMN menarik setelah IPO,” katanya, Sabtu (13/1/2018).

Kiswoyo mengambil contoh IPO anak usaha BUMN pada 2017 dimana saham anak-anak perusahaan BUMN itu langsung turun pada hari pertama ketika sahamnya dijual secara perdana di Bursa Efek Indonesia.

Sebagai gambaran, tahun 2017 sebenarnya merupakan tahun dimana BUMN memecahkan rekor baru yaitu anak usaha BUMN yang melakukan IPO mencapai 4 perusahaan atau terbanyak dalam sepanjang sejarah BUMN itu tersendiri.

Empat perusahaan itu antara lain anak usaha PT PP (Persero) Tbk., yaitu PT PP Presisi Tbk., anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., yaitu PT Wijaya Karya Gedung Tbk., anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yaitu PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk., dan anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yaitu PT Jasa Armada Indonesia.

Di tahun-tahun sebelumnya, anak usaha BUMN yang melakukan IPO hanya satu perusahaan setiap tahunnya seperti PT Waskita Beton Precast Tbk., (IPO 2016), PT PP Properti Tbk., (2015), PT Wijaya Karya Beton Tbk., (2014) dan PT Elnusa Tbk., (2008).

Kendati demikian, realisasi IPO anak usaha BUMN pada 2017 itu sebenarnya di bawah perkiraan awal yaitu 9 perusahaan. Dengan demikian, rencana IPO 5 anak usaha BUMN masih tertunda sampai saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper