Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKI Masih Defisit Air Bersih hingga 2022

PAM Jaya mencatat air bersih di Ibu Kota defisit sebanyak 4.500 liter per detik dari jumlah kebutuhan masyarakat.

Bisnis.com, JAKARTA -- PAM Jaya mencatat air bersih di Ibu Kota defisit sebanyak 4.500 liter per detik dari jumlah kebutuhan masyarakat.

Direktur Utama PAM Jaya, Erlan Hidayat, mengatakan jumlah kebutuhan air bersih di Jakarta saat ini mencapai 22.500 liter per detik.

Sedangkan, air bersih yang dikelola saat ini oleh Pam Jaya hanya sebanyak 18.000 liter per detik atau kurang sebanyak 4.500 liter per detik dari jumlah kebutuhan.

Dengan demikian, dia menambahkan Pam Jaya kan terus berupaya untuk mengejar kekurangan tersebut dengan membuat berbagai water treatment plant (WTP/instalasi pengolahan air) di berbagai wilayah Jakarta.

Adapun yang sedang digenjot oleh PAM Jaya pembangunan WTP di kawasan Hutan Kota, Penjaringan, Jakarta Utara.

"WTP Hutan Kota selesai pada awal 2019, menyumbangkan 500 liter per detik," kata Erlan kepada Bisnis, Selasa (13/2/2018).

Akan tetapi, tambahan kapasitas suplai air di WTP Hutan Kota tersebut belum bisa mendekati dari jumlah kebutuhan air di Ibu Kota.

Dengan demikian, dia berharap agar mendapatkan bantuan dari pemerintah dan para pemangku kepentingan yang lain untuk segera mengejar permintaan (demand) air bersih saat ini.

"Kalau rencana kita berjalan dengan baik pada 2022 sudah bisa mengejar kapasitas 22.500 liter per detik," ujarnya.

Dia menambahkan jumlah 22.500 liter per detik tersebut bisa dikejar jika semua proyek berjalan secara lancar.

PAM Jaya juga memberikan catatan khusus terhadap pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat di Jakarta, yaitu bila 22.500 liter per detik ini terkejar pada 2022, bukan berarti bisa memenuhi semua kebutuhan air bersih Ibu Kota karena demand setiap tahunnya akan terus meningkat.

"Salah satu kendala utama [suplai] yakni ketersediaan air baku," imbuhnya.

Seperti diketahui, air baku, yakni air yang berasal dari permukaan, cekungan tanah, dan hujan yang memenuhi standar tertentu untuk menjadi air minum. Air baku ini dinilai tidak bisa ditemukan banyak di daerah Ibu Kota, dengan demikian kekurangan air baku ini disuplai dari daerah yang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper