Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stasiun Duri Padat & Semrawut, Menhub Budi Minta Maaf

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan permohonan maaf kepada pengguna kereta api di Stasiun Duri karena dalam beberapa hari ini mengalami kekacauan akibat penumpukan penumpang sehingga menimbulkan keresahan.
Penumpang berada di dalam Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line, Jakarta, Minggu (23/7/2017)./Antara-Muhammad Adimaja
Penumpang berada di dalam Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line, Jakarta, Minggu (23/7/2017)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA  - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan permohonan maaf kepada pengguna kereta api di Stasiun Duri karena dalam beberapa hari ini mengalami kekacauan akibat penumpukan penumpang sehingga menimbulkan keresahan.

"Saya atas nama pribadi, pemerintah dan PT KAI mengucapkan maaf atas kejadian yang tidak sesuai dengan layanan perjalanan kereta api," kata Menhub Budi Karya kepada pers di Jakarta, Jumat (6/4/2018)

Hal tersebut disampaikan Budi bertemu dengan perwakilan kelompok komunitas pencinta kereta api, PT KAI, PT Railink untuk mencari solusi atas semrawutnya penumpang kereta api di Stasiun Duri yang ramai diviralkan di media sosial.

Pengurangan perjalanan kereta dan penggunaan jalur reguler untuk kereta Bandara Soekarno-Hatta membuat waktu tunggu penumpang kereta komuter lintas Duri-Tangerang di Stasiun Duri menjadi lebih lama hingga menyebabkan kepadatan yang cukup parah.

Akibatnya, penumpang yang berada di Stasiun Duri menumpuk sementara kapasitas tampung stasiun tersebut tak mampu menampung jumlah penumpang yang berada di lokasi tersebut.

Menhub mengatakan pemerintah berjanji akan melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kondisi tersebut, sehingga nantinya tidak ada lagi penumpukan penumpang di stasiun dan frekuensi perjalanan kereta api listrik (KRL) dan kereta bandara tidak terganggu.

"Pemerintah akan berusaha memberikan layanan yang baik untuk masyarakat sehingga tidak ada lagi ketidaknyamanan penumpang KRL," kata menhub.

Dialog dengan komunitas pecinta kereta api, dinilai Budi sangat konstruktif dan pemerintah mendapat banyak masukan dari mereka yang pada intinya bisa digunakan untuk memberikan kebaikan bagi masyarakat dan pemerintah.

Menhub menambahkan saat ini keberadaan kereta Bandara Soekarno-Hatta sudah dianggap mendesak karena jalan arteri maupun jalan tol dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta sudah sangat padat.

Oleh karena itu, pengadaan Kereta Bandara Soekarno-Hatta sudah harus dilakukan, walaupun masih menggunakan rel eksisting. Sebab jika harus menunggu rel khusus akan memakan waktu yang sangat lama, karena akan menyangkut pembebasan lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper