Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Panen di Berbagai Sentra Pangan Tekan Inflasi DKI Jakarta pada April 2018

Tekanan harga di Provinsi DKI Jakarta pada April 2018 kembali turun, ditunjukkan dengan inflasi yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Pedagang menata daging sapi dagangan di los daging, Pasar Kramat Jati, Jakarta, Senin (29/5/2017)./Antara-Galih Pradipta
Pedagang menata daging sapi dagangan di los daging, Pasar Kramat Jati, Jakarta, Senin (29/5/2017)./Antara-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA -- Tekanan harga di Provinsi DKI Jakarta pada April 2018 kembali turun, ditunjukkan dengan inflasi yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Fadjar Majardi mengatakan berbagai perkembangan harga kebutuhan masyarakat membawa Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,06% secara month-to-month (mtm).

"Capaian ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencatat inflasi 0,09% secara mtm dan dari inflasi nasional sebesar 0,1% mtm," ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (2/5/2018).

Namun, inflasi April 2018 yang umumnya mengalami deflasi akibat penurunan harga bahan makanan yang didorong oleh panen di berbagai sentra pangan, pada tahun ini mengalami inflasi akibat adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas lainnya, seperti kontrak rumah, emas, dan bensin.

Dengan demikian, laju inflasi DKI Jakarta sejak awal tahun tercatat sebesar 0,95% secara year-to-date (ytd). Inflasi April 2018 yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, terutama disebabkan oleh harga-harga pangan yang kembali mengalami penurunan.

Harga beras tercatat turun sebesar 2,84% mtm, seiring masih berlangsungnya panen raya beras di daerah-daerah sentra sehingga pasokan di ibu kota cukup berlimpah. Harga daging sapi dan bawang merah juga tercatat turun masing-masing sebesar 2,52% mtm dan 0,1% mtm karena pasokan yang meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Walau demikian, penurunan harga pangan sedikit tertahan oleh naiknya beberapa komoditas utama lainnya, seperti daging ayam ras yang naik 1,68% mtm, telur ayam ras 1,14% mtm, dan cabai merah 1,33% mtm," lanjut Fadjar.

Berbagai perkembangan tersebut membawa kelompok pengeluaran bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,7% mtm atau lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,4% mtm.

Turunnya inflasi pada April 2018 juga didukung oleh lebih rendahnya tekanan harga pada komoditas-komoditas yang termasuk dalam kelompok administered prices. Hal tersebut terutama disebabkan oleh turunnya indeks tarif transportasi angkutan udara sebesar 0,56% mtm, yang didorong oleh lebih rendahnya aktivitas perjalanan masyarakat.

"Apalagi tidak terdapatnya momen libur panjang (long weekend) pada periode tersebut yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur. Selain itu, kenaikan harga bahan bakar pertamax pada bulan April 2018 tidak berlanjut," ucapnya.

Kenaikan harga bahan bakar terjadi hanya pada bahan bakar jenis pertalite, yang menberikan dampak lebih rendah terhadap inflasi bensin dibandingkan dengan pertamax. Sehingga, inflasi bensin pada April 2018 hanya sebesar 0,56% mtm, lebih rendah dari inflasi bensin pada Maret 2018 sebesar 1,14% mtm.

Dengan memperhatikan berbagai perkembangan harga di pasar dan berbagai informasi terkini, BI memperkirakan inflasi pada Mei 2018 bakal meningkat. Periode puasa, yang jatuh pada pertengahan Mei 2018, cenderung diikuti oleh kenaikan harga secara umum.

"Hal ini perlu dicermati oleh para pemangku kebijakan. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain pembentukan ekspektasi yang baik pada masyarakat, menjaga kesinambungan pasokan pangan, serta imbauan belanja secara bijak," jelas Fadjar.

Penguatan koordinasi antara BI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta BUMD yang bergerak di bidang pangan melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sangat diperlukan untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi 2018 sesuai dengan sasaran inflasi nasional 3,5% plus minus 1%.

Kerjasama dalam pemenuhan stok pangan DKI dengan daerah lain perlu terus diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang terus meningkat terutama menjelang bulan puasa dan Lebaran 2018.

"Berbagai program yang ada harus didukung dengan komitmen yang kuat dari berbagai pihak agar tercapai kestabilan harga yang sangat dibutuhkan untuk mendorong pembangunan ekonomi Jakarta secara keseluruhan," kata Fadjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper