Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Joko Widodo berharap agar penyelesaian proyek Masa Rapid Transit (MRT) tidak molor lagi.
"Ini sudah berjalan, jangan dikembalikan menjadi berhenti. Semua sudah dikalkulasi, targetnya selesai kapan. Semuanya jelas, jangan ada lagi kita pikir mundur lagi," ujarnya di Dukuh Atas, Selasa (25/3/2014).
Pria yang kerap disapa Jokowi ini berjanji ketika nantinya terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, tidak akan mengubah skema pembiayaan proyek Mass Rapid Transit (MRT).
Pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab Pemprov DKI bersama dengan pemerintah pusat yang mana 51% alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan 49% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pembangunan MRT tahap awal akan menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI, ditargetkan akan selesai pada 2017.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Dono Boestami menerangkan proyek pengerjaan MRT saat ini telah memasuki tahap penguatan dinding tanah di sepanjang jalur MRT bawah tanah.
Penguatan tersebut merupakan persiapan sebelum dilakukan pengeboran tanah membuat jalur kereta. Jalur MRT bawah tanah tersebut memiliki kedalaman sekitar 22 meter dari permukaan tanah.
"Retaining wall ini supaya nanti jalan di atas tidak turun. Tanah ini tidak kuat sehingga harus di-treatment dan dicampur semen," ucap Dono.
Hambatan pengerjaan MRT, lanjutnya, terletak pada kesulitan pemindahan jaringan utilitas di sepanjang jalur pembangunan.
Rencananya, setelah penyelesaian tahap Lebak Bulus hingga Bundaran HI sepanjang 9,8 kilometer, akan dibangun proyek pembangunan MRT tahap II yaitu dimulai 2017 jalur Bundaran HI hingga Kampung Bandan sepanjang 5,9 kilometer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
