Bisnis.com, BEKASI—Pemkot Bekasi menguraikan nilai impor di Kota Bekasi untuk tahun ini diprediksi mencapai US$193 juta atau naik 10% dari realisasi tahun lalu US$176 juta.
Rahmat Mulyadi, Kepala Seksi Eskpor dan Impor Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bekasi mengatakan target kenaikan nilai impor karena didorong oleh permintaan industri manufaktur di Kota Bekasi yang membutuhkan bahan baku terutama untuk produk komponen otomotif dan elektronik.
Menurutnya, sebagian industri manufaktur lokal belum bisa memproduksi bahan baku, sehingga pelaku industri terpaksa impor bahan baku. "Masing-masing industri memiliki komposisi sendiri. Berapa harus impor bahan baku tergantung kebutuhan perusahaan. Namun prediksi kami, nilai impor naik 10%," terang dia saat ditemui Bisnis.com, Rabu (11/6/2014).
Menurutnya, tren nilai impor di Kota Bekasi cenderung naik dari tahun ke tahun. Namun demikian, nilai impor di Kota Patriot jauh lebih sedikit dibandingkan nilai ekspor yang tahun ini diprediksi menembus angka US$628 juta.
Pihaknya juga mengakui nilai ekspor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Nilai ekpor pada 2013 sebesar US$570 juta atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya US$514 juta. Dengan kondisi tersebut, pihaknya menilai laju perdagangan di Kota Bekasi dari tahun ke tahun kian membaik.
Rahmat menguraikan target kenaikan nilai ekspor tahun ini dipicu meningkatnya permintaan dari luar negeri untuk semua produk dari Kota Bekasi. Produk tersebut antara lain minyak nabati, ikan hias, produk plastik, produk mainan boneka dan sejumlah produk lainnya.
Dia mengatakan produk yang diekspor sebagian besar merupakan perusahaan milik asing atau investasi Penanaman Modal Asing (PMA). Sementara untuk perusahaan lokal atau investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) nilai ekspor tidak begitu banyak.
"Tren ekspor dari tahun ke tahun saya kira juga naik,” papar Rahmat. Menurutnya, perusahaan yang memproduksi barang untuk diekspor bertahan untuk mengedepankan kualitas dan mutu produk. Pihaknya juga optimis perusahaan lokal tidak terpengaruh dengan adanya pasar bebas Asean 2015.