Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov DKI KLaim MRT dan LRT Kurangi 30% Kemacetan Jakarta

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Soehodho optimis pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT) dapat mengurai kemacetan parah yang terjadi di Jakarta saat ini.
Light trail transit (LRT) /wikipedia.org
Light trail transit (LRT) /wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA--Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Soehodho optimis pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT) dapat mengurai kemacetan parah yang terjadi di Jakarta saat ini.

"Kami sudah menghitung kalau dua proyek ini selesai, kemacetan di Ibu Kota akan berkurang sekitar 30%," katanya dalam acara New Cities Summit 2015 di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (9/6/2015).

Kendati demikian, dia menyatakan keberadaan MRT dan LRT hanya mampu mereduksi kepadatan jalanan secara parsial. Pasalnya, tidak semua titik di Jakarta dilalui oleh moda transportasi massal tersebut. Karena itu, Pemprov DKI tengah membuat rencana untuk mempersiapkan moda transportasi alternatif yang dapat menghubungkan penduduk di pinggiran kota ke Jakarta.

Dia menambahkan tantangan yang menanti pemerintah saat ini adalah mengatur manajemen kemacetan yang terjadi lantaran pembangunan MRT dan LRT.

"Kemacetan parah memang akan terjadi [selama pembangunan MRT dan LRT], tetapi ya apa boleh buat. Kami berupaya mengoptimalkan manajemen lalu-lintas [traffic] manajemen selama konstruksi sambil terus menambah armada Transjakarta," katanya.

Progres pengerjaan infrastruktur MRT terus berlanjut. PT MRT Jakarta siap melaksanakan tahap pengeboran stasiun bawah tanah bulan depan mengingat satu unit mesin bor terowongan (tunnel boring machine/TMB) sudah telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok.

Sementara itu, Pemprov DKI mempersiapkan lelang pembangunan LRT trayek koridor I yang dimulai dari Kebayoran Lama, Jakarta Selatan hingga Kelapa gading, Jakarta Utara.

Pemprov DKI berencana membangun 70%-80% untuk infrastruktur jalan, termasuk rel kereta LRT. Nantinya, skema pengoperasian sistem signal dan kereta (rolling stock) akan diserahkan ke pihak swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper