Bisnis.com, BEKASI-Forum Investor Bekasi (FIB) memprediksi minat investasi di Kota dan Kabupaten Bekasi akan tertahan dan realisasi investasi turun hingga 50% dibandingkan tahun lalu.
Deddy Harsono, Ketua FIB mengatakan, para investor tengah menahan diri untuk berinvestasi.
Terganggunya iklim invetasi ini disebabkan pelambatan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama yang hanya mencapai 4,71% dan kuartal kedua hanya 4,67%, selain itu juga akibat melamahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang telah menyentuh angka Rp14 ribu.
Menurut Deddy, nilai tukar rupiah yang melorot terhadap dolar menyebabkan besaran investasi saat ini membengkak dari asumsi semula. "Tren ini dari empat bulan lalu, seiring melemahnya rupiah terhadap dolar," ujarnya, Selasa (25/8/2015).
Adapun, rencana investasi akan tetap terealisasi bagi invetor yang kadung melakukan kontrak penanaman modal di Kota maupun Kabupaten Bekasi.
Untuk saat ini, para investor bersikap wait and see sambil melihat indikator pertumbuhan ekonomi pemerintah melalui instrumen optimalisasi belanja negara, penguatan nilai tukar rupiah dan inflasi.
Berdasar data realisasi proyek dan total penanaman modal Provinsi Jawa Barat 2014, total investasi di Kabupaten Bekasi mencapai RpRp31,3 triliun.
Komposisi investasi berasal dari penanaman modal asing (PMA) Rp24,3 tiliun dan penanaman modal dana negeri (PMDN) Rp6,9 triliun.
Total investasi di Kota Bekasi mencapai Rp5,3 triliun yang terdiri PMA Rp371 miliar dari PMDN Rp4,9 triliun.
Dalam laporan tersebut, terdapat 5 sektor industri yang mendominasi investasi di Jawa Barat.
Kelima sektor tersebut adalah industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp20,4 triliun, perdagangan Rp17 triliun, industri logam, mesin dan elektronika Rp13 triliun, konstruksi Rp13,1 triliun, dan listrik gas dan air yang mencapai total nilai investasi Rp9,6 triliun.