Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Peran Penting Debat dalam Pilkada Jakarta

Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat debat final Pilgub DKI Putaran II akan menjadi salah satu penentu akhir keterpilihan pada 19 April mendatang.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kiri) tertawa bersama calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Sandiaga Uno saat rehat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4)./Antara-M Agung Rajasa
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kiri) tertawa bersama calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Sandiaga Uno saat rehat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com,  JAKARTA -- Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat debat final Pilgub DKI Putaran II akan menjadi salah satu penentu akhir keterpilihan pada 19 April mendatang.
 
Direktur SMRC Deni Irvani mengatakan pentingnya debat terlihat dari hasil temuan survei sepanjang 31 Maret - 5 April yang dilakukan oleh lembaganya. Tercacat 45% responden menonton debat tidak resmi yang dilakukan oleh salah satu stasiun swasta akhir bulan lalu.  Dari jumlah ini 87% menyatakan debat penting.
 
"Siapa yang lebih baik dalam debat maka akan memperbesar dukungan," katanya di Jakarta, Rabu (12/4/2017).
 
Selain itu, berdasarkan analisa regresi logistik pihaknya mencatat selain debat faktor yang memperbesar kemungkinan terpilih adalah evaluasi atas kinerja petahana, kualitas personal calon dan isu penistaan agama.
 
 Kemampuan mengelola keempat itu ini akan membuat Basuki-Djarot ataupun Anies-Sandi memenangkan Pilkada mendatang. "Bila pemilih menilai Ahok [Basuki] menista agama maka pemilih cenderung tidak memilih petahana," katanya.
 
Sementara dari potret yang terangkum dalam survei, Deni mengatakan selisih suara antara kedua pasangan hanya terpaut 1%. Sejauh ini Anies mengungguli Ahok dengan keterpilihan 47,9% berbanding 46,9%. Sedangkan pemilih yang tidak menyatakana pendapatnya mencapai 5,2%. Sedangkan error dari survei ini mencapai 4,7%.
 
"Selisih dukungan antara kedua pasangan hanya sekitar 1%. Ini tidak signifikan secara statistik. Akan tetapi dalam sebulan terakhir dukungan kepada Ahok-Djarot naik 3,1% sementara Anies-Sandi turun 2,8%," katanya.
 
Dengan potret ini SMRC menilai kedua pasangan calon masih memiliki peluang untuk menang. Apalagi sepanjang waktu survei kedua calon belum memperoleh dukungan di atas 50%. Apalagi perubahan signifikan dalam prilaku pemilih masih sangat mungkin terjadi.
 
"Karena itu masing-masing calon masih punya peluang untuk menang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper