Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malam Ini Jakarta Hujan Meteor Geminid

Kalau Jakarta tidak hujan, hujan meteor Geminid akan terlihat tengah malam ini.
Semburan meteor Perseid menerangi langit malam pada Agustus 2009./NASA
Semburan meteor Perseid menerangi langit malam pada Agustus 2009./NASA

Bisnis.com, CALIFORNIA - Kalau Jakarta tidak hujan, hujan meteor Geminid akan terlihat tengah malam ini.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebut puncak hujan meteor ini berlangsung pada pukul 04.00.

"Ini merupakan hujan meteor terbaik tahun ini," tulis laman NASA, Selasa (12/12/2017).

Memang tidak perlu kacamata atau alat khusus untuk melihat hujan meteor ini. Namun, syaratnya, langit harus cerah. Sebelum melihat, Anda pun disarankan untuk berdiam dulu di ruangan gelap selama 20

menit agat mata bisa beradaptasi melihat tempat gelap.

Selain itu, Anda juga disarankan untuk pergi ke tempat yang minim polusi cahaya. Dijamin, Anda bakal melihat hujan meteor setiap satu hingga dua menit sekali. Artinya, intensitas hujan meteor sangat tinggi. Puncaknya bisa mencapai 120 meteor per jam.

Menurut Bill Cooke, peneliti dari Meteorid Environtment Office NASA, cahaya bulan juga berperan dalam keindahan hujan meteor Geminid.

Dia menjelaskan, cahaya bulan menghalangi rasi August's Perseids. Hal inilah yang membuat konstelasi Gemini lebih terang.

Cooke mengatakan, kalau hujan meteor lain terjadi karena komet, lain halnya dengan hujan meteor Geminid yang disebabkan asteroid 3200 Phaethon.

Asteroid yang mendekati bumi setiap 1,4 tahun sekali ini menerbangkan sumber butiran debu di arah rasi bintang Gemini ke atmosfer bumi.

Keuntungan dari hujan meteor ini juga kecepatannya sangat lambat saat menembus atmosfer bumi. Itu menyebabkan pengamatan akan berlangsung lebih lama.

Seperti dilansir laman Space.com, kecepatan hujan meteor Geminid saat masuk atmosfer bumi mencapai 127.500 kilometer perjam.

Hampir dua kali lebih lambat dari hujan meteor Perseid yang mencapai 214.400 kilometer per jam, Orionid (237.500 kilometer per jam), Leonid (260.700 kilometer per jam).

"Bisa lebih lambat karena bumi tak menabrak partikel arus meteor yang jatuh," tulis laman Space.com. "Selain itu, secara fisik, hujan meteor ini lebih kuat dan padat."

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper