Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dishub DKI Jakarta : Evaluasi Perluasan Ganjil Genap Menunjukkan Tren Positif

Syafrin mengklaim bahwa perluasan kebijakan di 25 ruas jalan Ibu Kota ini telah memberikan tren positif pada perbaikan kualitas udara dan lalu lintas di Jakarta.
Perluasan ganjil genap di DKI Jakarta. JIBI/Bisnis/Aziz Rahadian
Perluasan ganjil genap di DKI Jakarta. JIBI/Bisnis/Aziz Rahadian

Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan bahwa pihaknya mendapat kabar baik setelah mengevaluasi perluasan kebijakan ganjil-genap.

Syafrin mengklaim bahwa perluasan kebijakan di 25 ruas jalan Ibu Kota ini telah memberikan tren positif pada perbaikan kualitas udara dan lalu lintas di Jakarta.

Seperti diketahui, hingga kini implementasi perluasan ganjil-genap masih dalam tahap sosialisasi sejak 7 Agustus 2019. Nantinya, ganjil-genap direncanakan mulai efektif berlaku pada 9 September 2019.

"Saat ini sudah masuk minggu ketiga, di mana pada evaluasi kami minggu lalu, hasil perluasan gage dari semula 9 ruas jalan menjadi 25 ruas jalan, itu trennya positif," ungkapnya setelah menghadiri acara di bilangan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019).

Tren positif ini, pertama, diukur dari kecepatan rata-rata kendaraan yang meningkat dari semula 25,56 km/jam menjadi 28,16 km/jam, atau naik sekitar 9 persen.

"Untuk pemanfaatan ruang jalan, juga efisien. Karena terjadi penurunan volume lalu lintas lebih-kurang 20 persen. Jadi, setelah kita kaji secara jaringan, hasil uji coba itu kinerja positif," tambahnya

Selanjutnya, diukur dari penggunaan angkutan umum pun meningkat. Syafrin menjelaskan daei sisi Transjakarta, pada 12-14 Agustus 2019 dibandingkan periode yang sama bulan 12-14 Juli 2019, terjadi peningkatan jumlah penumpang sekitar 20 persen.

"Artinya memang harapan kita bahwa dengan implementasi Gage kemudian ada shifting dari angkutan pribadi ke angkutan umum, itu trennya positif," ungkap Syafrin.

Terakhir, terlihat dari sisi perbaikan kualitas udara di Jakarta. Pemantauan di Bundaran HI, kualitas udara dalam indikator PM2.5 terjadi penurunan sekitar 18 persen. Yaitu dari 75 ug/m3 menjadi sekitar 55 ug/m3.

"Artinya jika kita compare dengan standar baku lingungan Dinas Lingkungan Hidup, di mana untuk PM2,5 sebesar 65 ug/m3 per 24 jam, maka dia turun ke kondisi baik. Kita berharap upaya untuk menjaga kualitas udara di Jakarta itu di dukung oleh seluruh warga, tidak hanya di Jakarta, tapi seluruh Jabodetabek," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper