Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal TOD, Transjakarta Tak Ingin 'Kalah' dari MRT

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Agung Wicaksono menjelaskan bahwa pihaknya siap apabila ditunjuk mengelola kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD).
Warga menunggu bus di Halte Bus Transjakarta Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019). Warga kembali beraktivitas pascaricuh aksi 22 Mei./ANTARA-Fanny Octavianus
Warga menunggu bus di Halte Bus Transjakarta Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019). Warga kembali beraktivitas pascaricuh aksi 22 Mei./ANTARA-Fanny Octavianus

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Agung Wicaksono menjelaskan bahwa pihaknya siap apabila ditunjuk mengelola kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD).

Namun Agung menekankan regulasi yang ada, yakni Peraturan Gubernur No 67/2019 tentang Kawasan Berorientasi Transit masih memprioritaskan transportasi massal berbasis rel, sehingga PT MRT Jakarta yang sudah ditunjuk sebagai pelopor.

Padahal, Agung meyakini Transjakarta tak kalah dengan kereta Moda Raya Terpadu (MRT) baik dari segi kapasitas maupun sarana-prasarana.

"Ada kata berbasis rel nih [di Pergub], kita ingin dorong tidak hanya berbasis rel, karena kuncinya bukan berbasis rel, tapi kapasitas penumpang yang banyak. Transportasi rel penumpangnya memang pasti banyak, karena kereta, kan. Tapi sebenrnya BRT, itu juga penumpangnya besar, jadi harus bisa punya kawasan TOD juga," ujar Agung, Kamis (14/11/2019).

Oleh sebab itu, Agung menjamin apabila Transjakarta diberi kepercayaan mengeola kawasan TOD lewat regulasi yang dibuat Pemprov DKI, maka pihaknya akan secepat mungkin melakukan kajian panduan rancang kota (PRK).

"Kita akan lakukan kajian, kita harus lakukan kajian, urban design guide line (UDGL) untuk kawasan itu. Tapi dengan TOD, operator angkutan umum seperti Transjakarta, MRT, dia punya kewenangan untuk mengatur para pemilik lahan di kawasan itu. Nah, itu yang harus ditetapkan oleh regulasi terlebih dahulu," tandasnya.

Sebelumnya, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) merekomendasikan agar Transjakarta dapat mengelola kawasan di sekitar terminal Kali Deres, Pulogebang, atau Kampung Rambutan sebagai TOD.

Sementara Kepala Biro Penataan Kota dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris mengungkap bahwa ada peluang kawasan Pulo Gadung juga dikelola sebagai TOD. Transjakarta berpotensi ditunjuk sebagai pengelola di kawasan ini.

Sementara itu, terkait progress kawasan TOD oleh MRT, Direktur Keuangan dan Manajemen Korporasi PT MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan bahwa pihak MRT Jakarta masih menunggu Panduan Rancang Kota (PRK) di lima kawasan tersebut disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

MRT telah memilih lima kawasan stasiun potensial sebagai pelopor TOD, yakni Dukuh Atas 'Poros Transit Internasional', Istora Senayan 'Kolase Aktivitas di Pusat Jakarta', Blok M - ASEAN 'Green Creative Hub', Fatmawati 'Ruang Atas Dinamis', dan Lebak Bulus 'Gerbang Terminus Selatan Jakarta'.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper