Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Revitalisasi TIM Mangkrak, Arsip Seni Jadi Taruhan

Arsip seni TIM kini menjadi pertaruhan di tengah memanasnya proyek revitalisasi. Ketua Komite Film Dewan Kesenian Jakarta menganggap pembahasan yang ada baru bersifat emosional, bukan substansial.
Pengunjung mengantre untuk masuk ke dalam gedung teater di Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta pada Rabu (3/4/2019). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana merevitalisasi TIM mulai Juni 2019. Proyek tersebut menelan biaya Rp1,8 triliun./Bisnis-Triawanda Tirta
Pengunjung mengantre untuk masuk ke dalam gedung teater di Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta pada Rabu (3/4/2019). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana merevitalisasi TIM mulai Juni 2019. Proyek tersebut menelan biaya Rp1,8 triliun./Bisnis-Triawanda Tirta

Bisnis.com, JAKARTA - Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang terlunta-lunta memiliki dampak kepada arsip yang dimiliki TIM. Terlebih dengan menguatnya isu moratorium pembangunan. Hal itu semakin memiliki dampak besar kepada arsip yang dimiliki TIM.

Ketua Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Hikmat Darmawan, mengungkap bahwa persoalan tersebut merupakan hal yang konkret, bukan abstrak. Oleh sebab itu, menurutnya tekanan agar proyek Revitalisasi TIM dihentikan sementara justru kontraproduktif.

"Kondisi arsip harus pindah ke kondisi darurat sekarang. Ini resikonya besar kalau pembangunan terhenti," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (18/2/2020).

Hikmat menggambarkan ratusan ribu arsip cetak semacam makalah, manuskrip, katalog, kliping, atau tujuh sampai delapan ribu kaset, video, dan masing-masing 300-an koleksi lukisan DKJ dan koleksi TIM kini menumpuk di gudang. Padahal, kumpulan koleksi lukisan DKJ dan TIM itu salah satu sekumpulan tonggak historis seni lukis modern di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

"Semua arsip yang massif dan koleksi itu adalah wujud wadah memori kesenian di TIM sejak 1968 hingga era 1990-an," tambah Hikmat.

Oleh sebab itu, Hikmat menekankan agar isu yang mencuat terkait TIM jangan hanya meributkan soal fisik gedung melulu. Sebenarnya banyak masalah substansial yang masih menjadi pekerjaan rumah dan lebih penting untuk dibicarakan.

Misalnya, terkait bagaimana pembagian pengelolaan TIM antara para seniman dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT Jakarta Propertindo selaku penggagas dan pelaksana pembangunan. Atau bagaimana voting rights para seniman dalam komposisi pemangku kepentingan; serta bagaimana desain setiap ruang memenuhi kualifikasi kesenian masa kini.

"Misalnya galeri, untuk seni rupa kontemporer, beda loh dengan galeri seni tahun 70-an yang cuma perlu dinding. Ada aspek teknis. Misalnya listriknya memadai atau tidak. Sebab banyak seni rupa sekarang yang pakai teknologi. Itu harus dipikirkan. Teater, film, butuh apa, itu juga," jelasnya.

"Nah, (pembasahan) belum masuk ke sana. Sekarang yang ada isu-isu emosional soal hotel atau mal. Jadi isu emosional ini jangan sampai justru lebih mencuat daripada isu substansial."

Revitalisasi TIM kini memasuki babak baru setelah Komisi X DPR RI menggelar rapat dengar pendapat dengan Forum Seniman Peduli TIM. Isu moratorium pun kembali mencuat.

Sementara itu, Komisi X DPR RI akan memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan PT Jakarta Propertindo selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pengawal pembangunan.

Dalam catatan Bisnis, total investasi proyek Revitalisasi TIM sebesar Rp1,8 triliun akan terkucur lewat Penyertaan Modal Daerah (PMD) kepada Jakpro.

Pembiayaan lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ini disetorkan secara bertahap, yakni Rp200 miliar pada 2019, Rp1,15 triliun pada 2020, dan Rp450 miliar pada 2021.

Dalam dokumen timeline pembangunan yang diterima Bisnis, pada 2019 Jakpro menargetkan rampungnya konstruksi Entrance Area termasuk parkir dan lanscape, serta konstruksi Masjid Amir Hamzah. Sementara tahun 2020, konstruksi Gedung Perpustakaan Baru dan konstruksi struktur dan bangunan Wisma TIM ditargetkan rampung. 

Terakhir, konstruksi asrama seni budaya, upgrade planetarium, Graha Bhakti Budaya, dan interior dan finishing Wisma TIM pada Q2 2021, sehingga soft opening bisa digelar pada kisaran Q3 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler