Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selesai April 2020, Aspal Sirkuit Formula E Bisa Dicoba Warga

Atas dasar penyediaan kenyamanan untuk warga disabilitas, Dwi membuka kemungkinan adanya pengaspalan di seluruh pelataran Monas yang tak masuk dalam rute sirkuit Formula E.
Suasana pembangunan Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Senin (20/1/2020). Pemprov DKI Jakarta melakukan revitalisasi kawasan Monas dengan menebang kurang lebih 190 pohon untuk dibangun plaza yang akan dilengkapi dengan fasilitas publik yang ditargetkan selesai pada Februari 2020./Antara
Suasana pembangunan Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Senin (20/1/2020). Pemprov DKI Jakarta melakukan revitalisasi kawasan Monas dengan menebang kurang lebih 190 pohon untuk dibangun plaza yang akan dilengkapi dengan fasilitas publik yang ditargetkan selesai pada Februari 2020./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto mengungkap keputusan terkini terkait pembangunan infrastuktur sirkuit Formula E.

Dwi menyebut pihaknya selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pelaksana proyek akan memulai kegiatan pengaspalan pada awal Maret 2020.

"Pengaspalan itu makan waktu kurang lebih sebulan. Jadi misalnya ditarik mundur, mulainya bulan Maret. Berarti pengaspalan April selesai 2 bulan sebelum event," ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Kamis (20/2/2020).

"Yang penting selesainya itu paling lambat adalah sebulan sebelum event, karena kalau bisa, aspal itu dilewati oleh kendaraan yang lain dulu. Nanti motor kamu bisa ngrasain aspal mobil balap seperti apa. Tujuannya supaya itu lebih kuat, lebih nempel, jadi pada waktu hari H itu tidak ngelotok," tambahnya.

Sementara, terkait metode pelapisan di kawasan pelataran di kawasan Monas, Dwi menyebut batu alam tidak akan diangkat terlebih dahulu.

"Ada cooble stone itu diangakat atau tidak? Rencananya sih, tidak. Jadi kita aspal di atas cooblestone."

Dwi menjelaskan Kota Roma, Berlin, dan Paris, menggunakan metode tersebut  dalam membangun infrastruktur 'city circuit' di kawasan jalan berlapis batu alam. Pasalnya, pembongkaran total cobblestone butuh waktu lebih lama. Artinya, pengelupasan aspal setelah ajang balapan usai pun terbuka. Namun, Dwi tetap optimistis, tidak perlu ada pembongkaran aspal nantinya.

"Kira-kira kalau kamu punya saudara yang pakai kursi roda. Nyaman tidak jalan di situ? Makanya saya konstisten saya bilang, kalau boleh, [aspal] tidak diambil lagi tidak apa-apa karena bagus untuk difabel, jadi teman l-teman mau nyebrang ke Monas itu nyaman," jelasnya.

Atas dasar penyediaan kenyamanan untuk warga disabilitas, Dwi membuka kemungkinan adanya pengaspalan di seluruh pelataran Monas yang tak masuk dalam rute sirkuit Formula E. Selain itu, Dwi meyakini bahwa cobblestone yang juga dilapisi beton di bawahnya, sehingga sama saja seperti aspal, tidak menyerap air.

Dwi sudah memastikan bahwa cobblestone di kawasan pelataran Monas bukan cagar budaya, walaupun memang masuk ke kawasan cagar budaya.

"Sudah dipastikan. Itu 15 tahun lalu itu dibangunnya, berarti belum mewakili cagar budaya. Cagar budayanya ya, Monas-nya itu. cooblestone baru dipasang, Jaya Kontruksi yang masang. Kawasannya baru kawasan cagar budaya, karena itu lapangan merdeka, jadi dinamakan Medan Merdeka," tutupnya.

Menurut catatan Bisnis, selaku BUMD Pemprov DKI, Jakpro dipercaya membangun sarana-prasarana infrastruktur Formula E lewat perjanjian Business to Business (B2B) dengan manajemen Formula E.

Progres pembuatan pagar, pelindung lintasan, dan alat kelengkapan sirkuit mulai dikerjakan selepas usai membeli lisensi FIA. Sementara progres pengaspalan telah memasuki tahap lelang kontraktor.

Pendanaan Jakpro sendiri bersumber dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) T.A. 2020, khusus untuk infrastruktur Formula E sebesar Rp305 miliar dari Pemprov DKI.

Biaya tersebut tercatat digunakan untuk pre-feasibility study dan research & development Rp5 miliar. Kemudian pembangunan fisik, seperti civil works dan perbaikan jalan raya Rp112 miliar, dinding dan pagar Rp48 miliar, pembuatan trek dan jalur balap Rp67,2 miliar, serta safety and race material Rp32 miliar.

Jakpro juga akan menangani pembayaran untuk personel event, seperti bagian keamanan, pembersihan, pengelolaan sampah, toilet, manajemen lalu lintar, dan perparkiran Rp10 miliar. Ditambah honor tim pelaksana lokal terdiri dari 50 orang dengan bujet 10 juta per 12 bulan Rp6 miliar dan biaya tak terduga atau nonfinancial sebesar Rp25 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper