Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPRD DKI Jakarta Dorong Tempat Tes Covid-19 Lebih Masif

Pihak legislatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menekankan bahwa sudah saatnya menggelar pengetesan pandemi infeksi Virus Corona (Covid-19) secara massal sebelum wilayah persebaran terus meluas.
Ilustrasi/Tehran Times.
Ilustrasi/Tehran Times.

Bisnis.com, JAKARTA - Pihak legislatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menekankan bahwa sudah saatnya menggelar pengetesan pandemi infeksi Virus Corona (Covid-19) secara massal sebelum wilayah persebaran terus meluas.

"India punya 53 pusat tes gratis, Amerika ada seratus mesin yang bisa lebih dari seribu tes sehari, dan Korea Selatan bisa dari dalam mobil kayak 'beli burger', hasilnya dikirim via aplikasi, gratis juga," ungkap Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani kepada Bisnis, Selasa (17/3/2020).

"Kita minta inovasi pemerintah, semoga bisa segera kita lewati ini untuk meningkatkan juga sistem kesehatan kita," tambah aktivis wanita bidang pendidikan anak usia dini dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Terlebih, Zita menjelaskan penularan kini bisa terjadi oleh orang-orang yang positif tapi masih sehat, tidak menunjukan gejala. Oleh sebab itu, pengetesan secara menyeluruh begiru penting sebagai landasan kepastian.

"Kalau sekarang, kan tes mesti sulit, hanya di sepuluh tempat saja, bahkan beberapa waktu belakangan hanya di Litbangkes Jakarta. Kebayang pasti sulitnya. Mestinya, sudah ada tes gratis yang lebih proaktif, yang datangi wilayah terindikasi," ujarnya.

"Semua orang bisa datang. Penanganan pun dapat segera dilakukan sebelum penularannya bertambah parah. Sekarang, pemeriksaan kan tergantung dokter saja," tambah Zita.

Senada dengan Zita, Ketua Fraksi PSI DKI Jakarta Idris Ahmad menjelaskan pentingnya pengetesan massal, sebab melonjaknya pengidap positif Covid-19 didominasi warga Jakarta yang punya mobilitas tinggi.

“Setelah Menteri Perhubungan dinyatakan positif, lalu ada juga pegawai bank mandiri yang terduga terinfeksi, padahal dalam kesehariannya berinteraksi dengan banyak orang. Artinya, virus corona sudah menyebar ke mana-mana. Perlu tindakan yang drastis dari pemerintah, tidak bisa hanya mengandalkan tracing,” jelasnya.

Berdasarkan situs corona.jakarta.go.id, terdapat 835 berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan 356 pasien dalam pengawasan (PDP). Sementara itu, terdapat 134 kasus positif secara nasional. Namun, menurut Idris, angka tersebut bisa jadi tidak menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.

“Masalah terbesar saat ini adalah kita tidak bisa mengetahui secara pasti berapa banyak warga yang terkena corona dan bagaimana penyebarannya. Jangan-jangan angkanya kecil karena jumlah tes yang dilakukan juga tidak banyak,” tambah Idris.

Menurut Idris, Jakarta merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terbesar, sehingga memiliki risiko penyebaran virus yang tinggi. Selain itu, Jakarta juga pusat bisnis yang warganya kerap berinteraksi dengan warga negara-negara positif pandemi Covid-19.

“Dari pemantauan kami, ada cukup banyak warga yang mengalami kesulitan untuk tes virus corona. Padahal mereka berinisiatif ingin tes dan mau membayar sendiri. Jika tidak tersedia tes dalam jumlah yang cukup, dikhawatirkan nanti tiba-tiba meledak banyak orang sakit dan pemerintah tidak mampu menangani,” jelasnya.

Idris pun berharap Jakarta yang memiliki anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang besar, selayaknya bisa menangani wabah corona secara mandiri. Terlebih, sudah ada kewenangan dua laboratorium di Jakarta untuk menjadi laboratorium pengetesan jejaring kemenkes.

“Oleh karena itu, kami minta Pemprov DKI harus segera mengembangkan tes virus corona secara massal. Minimal bisa menyediakan tes untuk 5.000 orang per hari, bahkan kalau bisa 10.000 tes per hari seperti Vietnam,” harap Idris.

"Terpenting, pastikan logistik terkait pemeriksaan seperti Virus Transport Medium (VTM) hingga alat pelindung diri untuk tenaga medis selalu tersedia," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper